Keinginan di bulan Ramadan – Seperti di hari-hari yang lainnya, saya juga punya daftar keinginan yang ingin saya lakukan ketika bulan Ramadan. Sebenarnya daftarnya banyak, hehe. Namun, cukup saya sebutkan lima saja, ah.
Keinginan saya di bawah ini memang hanya bisa saya lakukan pada bulan Ramadan, yaitu di poin 1 sampai 4. Sedangkan poin ke-5 adalah keinginan khusus pada Ramadan tahun ini.
Daftar Isi
1. Mentadaburi Al-Quran
Mengkhatamkan 30 juz Al-Qur’an ketika bulan Ramadan adalah sebuah “hal biasa”. Bukan bermaksud meremehkan. Melakukan itu pasti dong pencapaian yang luar biasa. Maksud saya, mengkhatamkan Al-Qur’an di bulan Ramadan sudah semacam amalan rutin selayaknya berpuasa itu sendiri.
Nah, bagaimana dengan mentadaburi Al Qur’an di bulan Ramadan? Mulai dari juz 1 sampai 30, gitu.
Secara mudah, tadabur Al-Qur’an berarti adalah memahami arti dari ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak hanya membaca “Arab”-nya tetapi juga artinya dalam Bahasa Indonesia. Kemudian, memikirkan, merenungi arti ayat tersebut, dan mengkaitkannya dengan kehidupan keseharian.
Keinginan di bulan Ramadan tahun ini adalah melakukan tadabur itu. Alhamdulillah, efeknya terhadap hati jadi lebih jlebb… Ternyata banyak sekali tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Melimpah pula kasih sayang Allah Swt kepada saya, baik berupa nikmat maupun ujian. Dua-duanya baik serta mengandung hikmah yang berkesan.
Pasti, waktu yang dibutuhkan untuk tadabbur Al-Qur’an jadi lebih lama daripada hanya membaca ayatnya saja. Mungkin juga saya belum bisa menamatkannya dalam satu bulan. Tidak apa-apa. Yang penting sudah berusaha.
Cara lain ber-tadabbur Al-Qur’an selama bulan Ramadan adalah dengan menyimak kajian tafsir Al-Qur’an. Ini akan lebih jelas lagi karena ayat Al-Qur’an ditafsirkan oleh ahlinya. Salah satu rujukan saya adalah kajian dari Ustaz Dr. Muhammad Yahya, Ph.D.
“Jika engkau ingin mengambil manfaat dari Al-Qur’an, maka pusatkanlah hatimu ketika membaca dan mendengarkannya, fokuskanlah pendengaranmu dan hadirlah seperti seseorang yang sedang diajak bicara oleh Allah Swt.” (Ibnul Qayyim, Kitab Al Fawaid)
2. Berbuka Puasa bersama Keluarga
Berbuka puasa bersama keluarga sudah pasti saya lakukan setiap hari. Lebih spesifik lagi, keinginan saya adalah berbuka puasa di luar rumah bersama keluarga. Bukber di luar, gitu loh.
Buka bersama keluarga di luar rumah adalah salah satu agenda rutin saya setiap Ramadan tiba. Namun, itu tidak bisa saya lakukan pada dua Ramadan sebelumnya. Pasti, alasannya adalah karena pandemi. Walaupun pengin, saya memilih untuk taat aturan dengan tidak berkerumun dan menjaga jarak.
Biarlah saya menahan diri dulu. Akan ada saatnya saya sekeluarga bisa bukber di luar lagi seperti sedia kala. Daaan… inilah saat yang saya tunggu-tunggu itu. Ramadan 2022!
Suasana Ramadan kali ini terasa lebih menyenangkan daripada sebelumnya. Orang-orang sudah salat tarawih di masjid/musalla seperti biasa. Sore hari pun jadi semarak karena banyak orang ngabuburit. Begitu pun dengan pasar takjil yang sudah kembali buka di mana-mana.
Bukber pun begitu. Alhamdulillah, akhirnya keinginan di bulan Ramadan yang satu ini bisa saya lakukan sekeluarga dengan nyaman. Yaaa, walaupun kemarin sempat baca anjuran tentang larangan ngobrol ketika bukber. Hehe… Sulit, atuh!
3. Beriktikaf di Masjid
Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan bersabda. ‘Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.’” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)
Iktikaf atau berdiam diri di masjid pada 10 hari terakhir bulan Ramadan ini hukumnya sunnah. Tentu ada aturan-aturan yang harus ditaati, misalnya: bagi perempuan yang sudah bersuami harus seizin suaminya. Biasanya kalau sudah berkeluarga, iktikaf memang dilakukan berdua.
Ada pula pasangan yang membawa anak-anaknya ke masjid. Nah, ini perlu benar-benar diperhatikan. Seharusnya, anak-anak yang dibawa untuk iktikaf sudah dipahamkan terlebih dahulu untuk tertib. Biasanya, anak yang sudah bisa ditertibkan adalah anak-anak yang sudah duduk di bangku TK.
Pun, anak-anak kecil tersebut harus terus diawasi oleh orang tuanya. Jangan sampai jemaah lain merasa terganggu dengan anak-anak yang masih belum bisa tertib ini. Jika ragu, ibu-ibu boleh beriktikaf di rumah saja, kok. Ada perbedaan pendapat di kalangan jumhur ulama, sih. Mayoritas mengatakan tidak sah jika iktikaf dilakukan di rumah.
Nah, keinginan saya di bulan Ramadan yang satu ini ternyata akan sulit saya wujudkan. Ingin banget tapi apalah daya. Insyaallah secara hitungan, pada hari-hari terakhir di bulan Ramadan nanti saya “berhalangan”. Sudah pasti saya akan di rumah saja.
4. Menjemput Anak di Pesantren
Kalau yang ini adalah keinginan di bulan Ramadan yang sudah dijadwalkan. Maksudnya, putri sulung saya pasti mendapatkan jatah libur Ramadan setiap kali Ramadan tiba. Biasanya, liburnya agak mendekati waktu lebaran sehingga digabung juga dengan libur lebaran.
Ini berbeda dengan beberapa teman putri saya yang mondok di tempat lain. Mereka rata-rata sudah pulang ke rumah lebih awal. Sementara, putri saya baru akan kami jemput dari pondok pesantrennya pada tanggal 23 April 2022 besok.
Menjemput anak di pesantren menjadi momen yang istimewa karena menjadi awal berkumpulnya anggota keluarga kami secara lengkap. Kegiatan susulannya sudah jelas: menjadi “ustazah” bagi putri saya selama dia di rumah. Ya, liburan yang bukan berarti libur sepenuhnya. Ada tugas-tugas yang tetap harus dikerjakannya termasuk muraja’ah (mengulang hapalan Al-Qur’an).
5. Menjalani Vaksinasi Covid-19 Booster
Pada awalnya, saya agak woles ketika ada info mengenai vaksin Covid-19 booster alias vaksin ketiga. Nanti-nanti sajalah, pikir saya. Eh, ternyata ada aturan terkait mudik lebaran yang mengharuskan setiap pemudik untuk menjalani vaksin booster.
Aturan tersebut tersebar ketika itu sudah masuk bulan Ramadan. Wah, saya harus gercep, nih. Suami saya sudah jauh-jauh hari mendapatkan vaksin booster di perusahaan tempatnya bekerja. Tinggal saya yang harus mengikuti jejaknya. Demi agenda mudik yang lancar dan aman, gitu loh.
Alhamdulillah, ternyata pemerintah kecamatan/desa saya tanggap akan hal itu. Agenda pemberian vaksin booster tetap dijalankan di bulan Ramadan. Asyiknya, pelaksanaannya dilakukan pada malam hari setelah salat tarawih, bertempat di masjid besar desa.
Jadi, para pemburu vaksin tidak perlu berpanas-panas untuk mengantri. Tidak khawatir juga jika pasca vaksin ada “efek” lapar. Tinggal makan, dong. Ada efek demam? Bisa segera minum obat dan beristirahat. Alhamdulillah, keinginan di bulan Ramadan yang satu ini bisa terlaksana.
Keinginan Umrah di Bulan Ramadan
Ramadan 2022 menjadi momen paling ditunggu-tunggu bagi jemaah umrah seluruh dunia. Keinginan mereka untuk melaksanakan umrah di bulan Ramadan bisa terlaksana. Akses umrah sudah dibuka setelah dua tahun sangat dibatasi.
Umrah di bulan Ramadan tentu saja lebih terasa istimewa dibanding umrah pada bulan biasa. Bukan pada perbandingan pahalanya, sih. Itu mah hak prerogatif Allah Swt. Lebih kepada kesyahduan dan suasananya yang sedikit berbeda, misalnya bisa salat tarawih di Masjidil Haram.
Saya dan suami juga punya keinginan umrah di bulan Ramadan seperti itu. Belum bisa terlaksana tahun ini, semoga bisa terlaksana pada tahun-tahun berikutnya. Aamiin.
Nah, apa keinginan di bulan Ramadan versi teman-teman?
Salam,