Menonton Asyik via Iflix
Sempat Menimbulkan Pro dan Kontra
Saya Tertarik dengan Film Dua Garis Biru
Ngomongin Dara dan Bima
“See. Pacaran bisa meningkatkan prestasi belajar?” tanya saya pada Afra. Dia langsung menggeleng dan nyengir.
Yups, Dara adalah siswi dengan prestasi akademik yang ciamik, sementara Bima tetap saja memperoleh nilai buruk dalam ulangannya. Yang menenangkan, Dara berusaha membela Bima: yang penting tidak menyontek!
Agaknya, kepribadian Bima yang baik lah yang membuat Dara jatuh hati. Padahal Bima berasal dari keluarga biasa, berbeda dengan Dara yang merupakan anak pertama dari sebuah keluarga berada. Pun, di situ digambarkan sosok Bima yang berkulit sawo matang (pinter juga nih Make-up Artist-nya). Jauh berbeda dengan idola-idola Dara yang berkulit putih: para K-Pop stars.
“Hmm… Sebenarnya mereka anak yang baik,” gumam saya.
Awal bencana terjadi saat keduanya hanya berdua saja di rumah Dara. Berawal dari bercanda, bermain-main di kamar Dara, lalu terjadilah perbuatan dosa yang kemudian disesali keduanya. Hanya melakukan sekali tapi bisa ‘langsung jadi’. Poin inilah yang kemudian saya tekankan pada Afra.
“Pada saat seorang perempuan berada pada masa suburnya, gairahnya untuk berhubungan badan lebih tinggi daripada biasanya. Ini yang tidak dijaga dengan baik oleh Dara dan tidak disadari sepenuhnya oleh Bima,” jelas saya.
Ya, pasti Dara sedang berada dalam masa suburnya yaitu hari ke-10 sampai ke-17 sejak hari haid pertama. Rata-rata jangka waktunya seperti itu untuk mereka yang memiliki jadwal haid teratur. Then my daughter got the point.
“Jam pasir?” gumam Afra.
“Itu menunjukkan kegelisahan Dara karena dia tak kunjung dapat haid,” jawab saya.
Pada scene sebelumnya, Dara tampak mual dan muntah saat makan bareng teman-temannya. Dua tanda-tanda kehamilan yang umum terjadi. Kegelisahan yang dilanjutkan dengan adegan membeli test pack yang mengundang senyum. Lalu… Positif!
Bima terguncang, sampai-sampai gelisahnya membuat ibunya (Cut Mini) menyangka bahwa Bima terlibat narkoba. Untunglah ayah Bima (Arswendi Nasution) yang religius itu lebih tenang. Ya, Bima dibesarkan di tengah keluarga yang cukup religius.
Dara apalagi. Impiannya untuk berkuliah di Korea dan berkeliling dunia seakan menuju kehancuran. Tekadnya bulat: aborsi! Bima yang mencarikan ‘dukunnya’. Namun saat tiba di tempat itu, tiba-tiba Dara berubah pikiran. Ditunjukkan dengan scene ‘stroberi’ yang menurut saya keren sekali.
“Bayangkan dosanya jika mereka jadi melakukan aborsi itu,” ucap saya. Anak gadis saya terdiam, sedang menghayati adegan mengharukan yang tengah berlangsung.
Mimpi Dara, Perjuangan Bima
“Kamu pikir gampang ya jadi orang tua? Saya aja gagal jadi orang tua!” Mamanya Dara (Lulu Tobing) berbicara dengan nada penuh emosi pada Dara dan Bima.
Mereka akhirnya ketahuan. Walaupun Dara dan Bima merasa siap bertanggung jawab, itu tidak membuat Papa Dara (Dwi Sasono) lebih tenang. Ketegangan terjadi di antara kedua orang tua mereka. Dara dikeluarkan dari sekolah dan diusir dari rumah!
Dimulailah petualangan hidup baru Dara di lingkungan keluarga Bima yang tinggal di sebuah kampung padat penduduk. Dara dan Bima akhirnya merasakan bahwa berumah tangga sangat jauh berbeda dengan berpacaran. Betapa cara komunikasi laki-laki dan perempuan yang berbeda bisa menyebabkan pertengkaran.
Adegan-adegan selanjutnya cukup menguras air mata. Betapa Dara berusaha keras meraih mimpinya dan Bima tak menyerah berjuang dalam keterbatasannya. Walaupun ada selingan adegan lucu juga misalnya via ucapan Dewi, kakak Bima (Rachel Amanda), tokoh figuran ibu hamil (Asri Welas), maupun celetukan Bima sendiri yang menjadi judul film ini. Kok bisa Dua Garis Biru?
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi cukup diulas dengan bagus di sini sehingga saya minim menjelaskan pada Afra. Pun bertebaran kutipan jlebb yang berasal dari dialog para pemainnya. Salah satunya adalah ucapan Ibu Bima: “Harusnya kita sering ngobrol kayak gini ya, Bim. Coba aja dari dulu ibu kasih tahu kamu, pasti tidak akan kejadian.”
Ya. Berkomunikasilah secara intens dengan anak kita, apalagi jika mereka sudah menjelang aqil baligh, sudah remaja. Jangan sampai mereka justru mencari tahu sendiri melalui sumber yang salah sehingga mereka pun kebingungan dan salah jalan pula. Saya sudah melakukannya dan Dua Garis Biru ini sangat membantu.
Dear parents, how about you?
Salam,
Tatiek