Drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha sedang mendunia, nih. Saat saya menulis ini, drama komedi romantis ini masuk di jajaran 10 besar tontonan favorit harian di Netflix seluruh dunia. Jadi nomor satu di Netflix Korea, Indonesia, dan beberapa negara lainnya. Pun drama ini selalu menjadi trending topic di twitter setiap akhir pekan, ketika drama ini ditayangkan. Keren, euy!
Sebagai salah seorang yang menanti banget penayangan drama ini, saya senang sekali. It’s beyond expectation. Saya tidak membayangkan kalau Hometown Cha-Cha-Cha bisa mendapatkan rating yang tinggi di Korea sana. Konon, belakangan ini publik Korea agak malas dengan genre komedi romantis dan lebih tertarik dengan genre yang dark atau makjang. Katanya, sih…
Realitanya? Memasuki episode ke-6, rating Hometown Cha-Cha-Cha yang tayang di tvN sudah mencapai 10%. Cukup tinggi untuk ukuran TV kabel. Hal yang bahkan tidak bisa digapai oleh Start-Up dan It’s Okay to Not be Okay; nge-hits di Netflix tapi rating televisinya masih kalah dari Hometown Cha-Cha-Cha. Kalau alurnya semakin bagus, bukan tidak mungkin nanti rating episode terakhirnya bisa menyaingi drama Sabtu-Minggu andalan tvN sebelumnya: Vincenzo atau Mr. Queen.
Oke. Oke. Tidak bermaksud membandingkan-bandingkan dengan drama lain, sih. Toh drama lain yang tersebut di atas juga termasuk yang saya sukai, kok. Sebenarnya, saya bukan penonton yang hanya berpatokan pada rating, sih. Kalau dramanya underrated tapi bagus menurut saya, pasti tetap saya tonton. Seperti halnya membaca buku, menonton film atau drama adalah tentang selera pribadi dan pemenuhan kebutuhan otak-jiwa-hati kita masing-masing. Setuju?
FYI, Hometown Cha-Cha-Cha ini adalah remake dari film lawas berjudul Mr. Handy, Mr. Hong (2004) yang dibintangi (Alm) Kim Joo Hyuk dan Uhm Jung Hwa. Setahu saya, drama ini adalah hasil remake kedua yang naskahnya ditulis oleh Shin Ha Eun writer-nim. Sebelumnya, dia pernah menulis naskah drama The Crowned Clown (2019) yang juga remake dari film Masquerade (2012), film sejarah terlaris di Korea Selatan.
Kim Seon Ho, dari Han Ji Pyeong ke Hong Du Shik
Bicara tentang selera pribadi, alasan terbesar saya menonton Hometown Cha-Cha-Cha secara on-going adalah karena Kim Seon Ho. Ehehe… Alasan yang sangat jarang saya lakukan karena biasanya saya menonton drama Korea setelah tamat. Kalau saya tonton secara on-going berarti drama itu memang beneran paling saya nantikan. Drama-drama yang saya tonton secara on-going itulah yang saya ulas di blog ini. Tidak banyak. Sejauh ini, drama yang saya tonton setelah tamat tidak ikutan saya ulas.
Lalu, saya juga bukan golongan bucin oppa. Biasa-biasa saja. Namun peran Kim Seon Ho sebagai Han Ji Pyeong di drama Start-Up itu betul-betul membekas; saya terkena second lead syndrom. (Padahal Kim Seon Ho juga jadi sad boy di drama 100 Days My Prince tapi waktu itu tidak ngaruh padaku, tuh) Hahaha… kenangan pahit itu hanya bisa dipahami oleh sesama #TimJiPyeong. May our good boy find his happiness someday, harap kami. Diledekin begini-begitu oleh tim sebelah mah tetap tidak goyah 😛
Maka ketika ada kabar di awal tahun kalau Kim Seon Ho akan bermain drama baru sebagai pemeran utama, saya antusias sekali. Ya, ya. Ini bukan kali pertama Kim Seon Ho jadi lead male, tapi waktu itu saya optimis kalau dramanya bakalan istimewa. Tayang di tvN, digarap oleh Studio Dragon, dan didistribusikan oleh Netflix adalah jaminannya.
Nah, ketika Hometown Cha-Cha-Cha tayang, entah mengapa sebagian bayangan Han Ji Pyeong seperti masih ada. Seakan-akan, drama ini adalah sekuel dari Start-Up di mana Han Ji Pyeong sudah move on dan kembali ke desa untuk memulai hidup baru. Bukan saya saja lho yang berpikiran demikian. Beberapa teman juga sempat bilang begitu.
Sadar, euy! Ini Hong Du Shik, si tukang serabutan serba bisa. Bukan lagi Han Ji Pyeong, si investor kaya raya!
Maunya sih begitu. Lagipula karakter keduanya jauh berbeda, kok. Lha tapi Shin Ha Eun writer-nim seakan menulis drama ini sebagai obat hati bagi #TimJiPyeong. Bukan ge-er, kenyataannya beberapa adegan di Hometown Cha-Cha-Cha mengingatkan akan adegan di Start-Up, tuh. Terakhir, adegan Hong Du Shik dan Yoon Hye Jin menyaksikan firework dengan wajah berseri adalah kebalikan dari adegan Han Ji Pyeong yang melihat firework sendirian dengan wajah sedih.
Dear writer-nim, apakah Anda dulu #TimJiPyeong juga? Ehehe…
Terima kasih sudah menulis naskah drama ini. It heal me so much. *Berkaca-kaca…
Daya Tarik Hometown Cha-Cha-Cha Lainnya
Tentu, yang membuat Hometown Cha-Cha-Cha rekomendid untuk disaksikan bukan karena faktor Kim Seon Ho saja. Please, jangan menonton ini karena faktor gantengnya saja, ya. Kim Seon Ho adalah aktor yang malang melintang di pentas teater selama kurun waktu 2009 sampai 2016. Kualitas aktingnya sudah pasti teruji. Walaupun dia ‘terlambat’ debut di televisi pada tahun 2017, it’s okay! Keikutsertaannya dalam variety show 2 Days 1 Night musim ke-4 di KBS membuatnya semakin membumi. Now the world knows you, Seon Ho!
Faktor kedua menurut saya adalah pemilihan lawan main Kim Seon Ho yaitu Shin Min Ah. Meskipun si Mbak Gumiho cantik ini lebih senior -sudah terlebih dahulu terjun ke dunia akting sejak 2001- keduanya serasi sekali dipasangkan. Hometown Cha-Cha-Cha jadi punya ciri khas: dimple couple. Manis banget mereka tuh. Yang paling penting, Shin Min Ah ini dikenal pintar membangun chemistry dengan lawan-lawan mainnya dulu. Masih teringat nih adu akting Shin Min Ah bareng tiga aktor bermarga Lee yang cucok binggo: Lee Seung Gi, Lee Joon Gi, dan Lee Je Hoon.
Nah, sejauh ini penampilan Shin Min Ah dan Kim Seon Ho berhasil membuat penonton baper berjamaah. Menonton mereka pun jadi betah. Tapiii… jangan di-shipper-in, yak! Cukup jadi shipper SikHye Couple di drama saja. Kabarnya, Shin Min Ah akan segera menikah dengan aktor Kim Woo Bin. Mudah-mudahan lancar sampai hari-H ya, Mbak! *infotainment nyempil dikit 😛
Sedangkan faktor ketiga adalah latar tempatnya yaitu di desa Gongjin, sebuah desa di tepi laut. Selama pandemi, saya belum pernah ke pantai lagi, nih. Menyaksikan keindahan desa Gongjin yang dikemas dalam sinematografi apik beneran memanjakan mata dan menyejukkan pikiran. Deburan ombak, burung-burung camar, kapal-kapal nelayan, mas-mas surfer, ehh… penduduk desanya yang tampak bersemangat beraktivitas, jadi poin plus untuk drama ini.
Setting di desa memang salah satu favorit saya. Sebelumnya, saya sudah pernah menonton drama Top Star Yoo Baek, When The Weather is Fine, dan When The Camellia Blooms yang latarnya juga pedesaan. Adem gitu rasanya. Lagipula, saya juga tinggal di desa, jadinya drama berlatar pedesaan berikut segala permasalahan penduduknya itu related to me. Ya, genre slice of life, faktor keempat yang membuat Hometown Cha-Cha-Cha ini menarik. Tidak sekadar ‘drama lucu-lucuan’ saja.
Menguak Rahasia Hidup Tukang Serabutan Serba Bisa
Pada umumnya, drama Korea itu menceritakan profesi tokoh-tokohnya secara detail; dokter, polisi, tentara, penulis, artis, jaksa, pengacara, … apa lagi, hayooo? Kali ini, Hometown Cha-Cha-Cha menampilkan keseharian Hong Du Shik, seorang tukang serabutan ndeso yang serba bisa dan tersertifikasi. Hohoho… Unik. Pekerjaan apapun dilakukannya asal upah per jamnya sesuai dengan UMR.
Tukang serabutan juga profesi yang real, sih. Sedikit mengenang, suami saya dulu juga sempat bekerja serabutan ketika kami pulang kampung dari perantauan. Sementara, saya sendiri waktu itu menjadi pegawai tetap. Seru. Kami memulai hidup dari nol. Sekarang, gantian saya yang memilih jadi bloger sekaligus freelancer alias tukang serabutan juga, ehehe… Sementara suami saya sudah ‘klik’ dengan pekerjaan tetapnya. Jadi, perkara tukang serabutan ini memang tidak asing lagi bagi saya.
Nah, Hong Du Shik ini bisa dikatakan sosok tukang serabutan ideal. Kata mbak-mbak sebelah, “Kalau tukang serabutannya kayak dia, aku mauuu…” Ah, elahhh… Jadi istri tukang serabutan itu harus pandai, lho; pandai bersyukur, pandai atur keuangan, dan juga pandai jaga hati dari omongan orang. Yeah, seringkali tukang serabutan tuh dipandang sebelah mata secara status sosial. Poin terakhir inilah yang jadi anggapan Yoon Hye Jin, sang dokter gigi cantik dari Seoul, ketika bertemu Hong Du Shik.
Untunglah, para penduduk desa Gongjin tidak memandang sebelah mata pada Hong Banjang, sebutan mereka untuknya. Mereka tentu saja tahu kehidupan Du Shik sejak kecil; yatim piatu, pandai bela diri, cerdas, juara olimpiade matematika (Halooo… Nam Do San!), sampai bisa berkuliah di UNS. Bukan Universitas Negeri Surakarta pastinya 😛 Universitas Nasional Seoul, perguruan tinggi paling prestisius di Korea Selatan yang memiliki gedung kampus paling besar. Wow!
Lha kok bisa dia memilih jadi tukang serabutan?
Jawabannya ada di drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha yang masih berlangsung penayangannya 😊 Sesantai-santainya drama yang satu ini, ternyata para pemirsa harus dibuat menebak-nebak. Hong Du Shik punya trauma apa? Apa yang dilakukannya selama 5 tahun selepas lulus kuliah? Apakah dia beneran seorang duren alias duda keren yang merahasiakan pernikahannya?
Saya sendiri tertarik dengan penampakan tiga buah buku yang dibaca Hong Du Shik di drama ini. Sepertinya tiga buku itu jadi ‘panduan’ Shin Ha Eun writer-nim untuk mengembangkan alur drama. Ada buku Walden karya Henry David Thoreau yang saya kira menginspirasi Hong Du Shik untuk menjalani hidup sederhana di tempat yang damai seperti desa Gongjin. Lalu ada buku What Men Live By karya Leo Tolstoy yang (mungkin) mendorong Hong Du Shik untuk jadi sosok penolong, namun buku itu juga mengingatkannya pada sebuah tragedi. ???
Terakhir, ada buku puisi karya Jang Seok Ju yang judulnya cukup panjang 헤어진 사람의 품에 얼굴을 묻고 울었다 (I Buried My Face in The Arms of The Person I Parted with and I Cried). Hong Du Shik membaca salah satu puisi di buku itu yang berjudul Kiss. Salah satu baris puisinya berbunyi: “A first kiss tasted like mud, sunlight, and roses”. Aduh… duhhh… Kalau ini mungkin tentang perasaannya kepada Yoon Hye Jin. Ehemm…
Kalau di film Mr. Handy, Mr. Hong tidak diungkap alasan Hong Du Shik memutuskan jadi tukang serabutan, pastinya di drama ini akan dikupas tuntas tas.. tas… Sungguh berharap dramanya pun berakhir happy ending seperti filmnya. Kalau sampai sad ending, awas saja kantor tvN bakalan dibakar massa. Hahaha…
Saya sih optimis bakalan happy ending karena ini adalah healing drama. Tidak lucu deh kalau berakhir sedih. Bagaimana menurut teman-teman yang sudah menonton?
*Ditulis menjelang episode ke-7
갯마을 차차차, 화이팅!
Salam Romantic Sunday, 😊
5 Comments. Leave new
Wah harus cari di Netflix nih, jadi penasaran sama dramanya sudah bayangin nonton sambil ngemil nantinya hahaa.. me time tlah tiba
Barisan penggemar Homcha panjang juga, sudah masuk second lead male, bakal seru nih ada 3 misteri gongjin yang blm terpecahkan.
Kalau sudah suka sama aktornya, drama apapun yang dimainkan pasti akan suka ya mbak. Sayapun termasuk aliran ini lho. Kalau mau lihat film, tak lihat dulu pemainnya siapa hahaha. Apalagi didukung akting yang bagus, pasti susah move on ya. Jadi penasaran sama drama Hometown Cha-Cha-Cha ini.
Mbak, ulasannya lengkap banget ini. MasyaAllah. Saya yang bukan pecinta drakor berat, jadi pingin beralih haluan nonton juga. Hehe
Sempat nonton StartUp, kayaknya bakal nonton Hom-Cha juga ini
Waduh judulnya ‘tukang serabutan’, tapi kalo gantengnya kelewatan gini, bikin penasaran pengan nonton deh…Kayaknya hrs langganan Netflix dulu deh…