Film Nussa: The Movie menjadi teman kami sekeluarga pada liburan tahun baru 2022 kemarin. Pasti, saya sekeluarga memilih untuk tetap setia di rumah saja. Situasi terkait pandemi masih belum aman, euy! Walaupun kangen jalan-jalan, tahan dulu, ah. Stay at home juga tetap seru, kok!
Salah satu agenda seru-seruan bareng keluarga adalah dengan nobar film. Alhamdulillah, ada film Nussa: The Movie yang akhirnya bisa ditonton di rumah. Saya sekeluarga tidak perlu jauh-jauh ke bioskop. Hemat waktu, hemat biaya, hemat tenaga. Asyik!
Daftar Isi
Apresiasi untuk Film Nussa
Ya, walaupun menonton film di rumah saja, jalurnya harus legal, dong! Menurut saya, ini penting banget untuk mendukung kemajuan perfilman Indonesia. Para sineas dan segenap kru film sudah bekerja keras. Hasil karya mereka berhak diapresiasi, baik berupa penghargaan ataupun perolehan laba bisnis.
Apresiasi perfilman sudah didapatkan oleh film Nussa: The Movie sebagai Film Animasi Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2021. Keren! Penghargaan yang juga disebut Piala Citra tersebut dilangsungkan pada tanggal 10 November 2021 yang lalu.
Ya, ajang penganugerahan Piala Citra tahun lalu diadakan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Adalah Usmar Ismail – Bapak Perfilman Indonesia – mendapatkan gelar pahlawan nasional di bidang budaya pada tanggal itu. Wah, Film Nussa menang di waktu yang istimewa, nih!
Sebelumnya, film Nussa ditayangkan secara internasional pada pemutaran perdananya. World premiere, gitu loh. Ini juga membanggakan, lho. Film Nussa menjadi salah satu –dari tiga film- yang mewakili Indonesia di ajang Bucheon International Fantastic Film Festival 2021 (BIFAN 2021).
BIFAN 2021 adalah salah satu festival film bergengsi di Asia yang diselenggarakan setiap tahun. Ya, Bucheon. Ini adalah kota terpadat kedua setelah Seoul yang terletak di Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Senangnyaaa… Nussa sudah ‘terbang’ ke sana dan ditonton oleh masyarakat internasional dalam kategori Family BIFAN (9/07/21) 🙂
Menurut saya, kualitas animasi dari film Nussa ini jauh lebih baik dari animasi di web series-nya di Youtube. Penampakannya lebih ‘hidup’ dan detail, misalnya pada rambut keriting Abdul. Kelihatan seperti rambut beneran yang kriwul-kriwul, gitu. Hehe… Tidak kalah kok dengan film animasi produksi tuan rumah BIFAN semacam Pororo dan Tayo.
Nah, giliran saya sekeluarga sebagai pemirsa yang memberi penghargaan kepada tim film Nussa. Saya memilih untuk menonton film Nussa: The Movie melalui website bioskoponline.com. Ini adalah satu-satunya situs resmi yang menayangkan film Nussa sejak tanggal 25 Desember 2021 yang lalu.
It’s my dream, Mas! Bisa menonton film Nussa secara online 😀
Keinginan itu sudah saya sampaikan kepada suami sejak film Nussa rilis di bioskop (14/10/21). Waktu itu aturannya masih ketat karena penonton di bawah usia 12 tahun belum boleh masuk gedung bioskop. Si kecil saya gimana atuh? Ya sudahlah… Menunggu tayang di salah satu aplikasi sajalah.
Akhirnya, bioskoponline.com yang terpilih menjadi bioskop virtual untuk film Nussa (25/12/21). Selain di website, Bioskop Online juga ada aplikasinya di Google Play Store dan App Store.
Dari Film Libur Lebaran ke Film Libur Tahun Baru
Sungguh panjang dan berliku perjalanan film Nussa untuk bisa ditonton para pemirsa. Ide untuk membuat film Nussa: The Movie sudah muncul di akhir tahun 2018. Lalu dimulailah proses produksi dari A sampai Z. Dilanjutkan dengan pemberitahuan bahwa Nussa akan tayang di bioskop. Saat itu, bertepatan dengan dibuatnya akun instagram @filmnussa pada tanggal 29 Agustus 2019.
Rencananya, film Nussa akan tayang sebagai film libur lebaran tahun 2020. Ini pas sekali dengan setting film Nussa yang dikisahkan terjadi di bulan Ramadan. Nuansa bulan suci pasti membekas sekali jika filmnya ditonton bersama keluarga saat libur lebaran tiba.
Qadarullah, pandemi Covid19 ikut membuyarkan rencana tersebut. Sangat tidak mungkin untuk merilis film Nussa di bioskop pada lebaran tahun 2020 tersebut. Jangankan ke bioskop, berkumpul-kumpul saja dibatasi. Begitulah. Man proposes, God disposes.
It’s okay, walaupun target penayangan film Nussa mundur dari jadwal semula. Tidak ditonton pada saat libur lebaran, tak jadi masalah. Ditonton pada saat libur tahun baru 2022 pun jadi lah! Walaupun di rumah saja, rasanya saya sekeluarga bisa meroket ke luar angkasa bersama Nussa 🙂
Para Pengisi Suara Karakter Film Nussa
Film animasi tidak bisa dipisahkan dengan para pengisi suaranya. Iya, dong. Para pengisi suara ini ibarat roh bagi karakter-karakter animasinya. Tak jarang, profil pengisi suara ini juga ikut menjadi daya tarik film animasi tersebut.
By the way. Jadi teringat kalau Song Joong Ki pernah menjadi pengisi suara karakter Blu pada film animasi lawas favorit saya, Rio (versi Korea) ^_^ Sungguh, itu menambah nilai plus filmnya, tuh!
Maka, pada promo awal film Nussa, para pengisi suara ini satu per satu diperkenalkan ke publik. Ada yang sama dengan pengisi suara pada web series Nussa di Youtube. Misalnya, karakter Nussa, Rarra, Abdul, Pak Ucok, dan Tante Dewi diisi suaranya oleh orang yang sama.
Sedangkan karakter yang lain suaranya diisi oleh tokoh-tokoh yang namanya tidak asing lagi di kancah hiburan tanah air. Berikut daftar lengkapnya:
- Muzakki Ramdhan sebagai Nussa
- Aysha Raazana Ocean Fajar sebagai Rarra
- Fenita Arie sebagai Umma
- Ali Fikry sebagai Jonni
- Malka Hayfa Asy’ari sebagai Abdul
- Widuri Puteri sebagai Syifa
- Alex Abbad sebagai Abba
- Maudy Koesnaedi sebagai Mama Jonni
- Imam Darto sebagai Papa Jonni
- Raisa Andriana sebagai Ibu Anggi
- Dewi Sandra sebagai Tante Dewi
- Asri Welas sebagai Bibi Mur
- Hamka DeVito Siregar sebagai Pak Ucok
- Opie Kumis sebagai Babe Jaelani
Yuhuuu! Ada Raisa yang mengisi suara ibu guru Anggi. Memang suaranya sudah merdu dari sononya, sih. Enak gitu masuk ke telinga. Tentunya, tanpa mengurangi apresiasi saya untuk para pengisi suara lainnya. Semuanya sudah pas dan cocok, deh.
Pengisi suara favorit saya tetap Muzakki Ramdhan dan Ocean Fajar. Suka deh pada suara adik-adik ini! Nussa dan Rarra seperti sudah ‘menempel’ pada mereka. Saya kira, tidak ada alasan untuk mengganti suara mereka pada versi film dengan pengisi suara lain.
Sedangkan karakter Abba –ayah Nussa- menjadi kemunculan karakter yang paling saya tunggu, nih. Abba belum pernah muncul di web series dan baru dimunculkan pada film ini. Wah, penampilannya sekilas kok mirip Desta, ya. Hehe…
Kalau kata si kecil, “Kayak Abi tuh, ada jenggotnya!” 😀
Cara Menonton Film Nussa di bioskoponline.com
- Buka situs bioskoponline.com atau unduh aplikasi Bioskop Online yang tersedia di App Store dan Google Play Store.
- Jika belum memiliki akun di sana, klik DAFTAR
- Klik tombol BELI TIKET pada banner film Nussa: The Movie, lalu LANJUTKAN –>
- Kita bisa memilih salah satu metode pembayaran yang tersedia: E-WALLET/CREDIT CARD/TRANSFER VIRTUAL ACCOUNT. Pesan konfirmasi akan dikirim melalui email yang kita daftarkan
- Jika pembayaran berhasil, akan muncul pemberitahuannya pada laman yang kita buka
- Siap ditonton, deh. Tiket online yang kita beli akan berlaku selama 48 jam (terhitung dari waktu tayang kita)
Mudah dan praktis sekali, bukan?
Saya dan keluarga menonton film Nussa pada tanggal 1 Januari 2022. Saat itu, sedang ada promo tiket yaitu cukup membayar setengah harga alias Rp 25.000. Asyik! Kalau sekarang –saat saya menulis ini- tiketnya sudah balik ke harga normal (Rp 50.000).
Alhamdulillah, kami sekeluarga menonton film Nussa dengan enjoy. Pas banget si kakak sedang mendapatkan jatah libur semester dari pondoknya. Komposisi keluarga kami lengkap, deh.
Agar lebih seru, suami saya menghubungkan laptop dengan in-focus. Jadi deh kami menonton bioskop rasa home sweet home 🙂 Bisa sambil ngemil martabak. Bisa sambil tidur-tiduran. Bisa diulangi lagi ketika filmnya sudah selesai.
Iya, si kecil saya yang berusia lima tahun meminta untuk menonton ulang setelah filmnya tamat. Aih, ketagihan dia! Memang film Nussa seseru dan sebagus itu, sih.
Renungan untuk Orang Tua dari Film Nussa
Tidak hanya menghibur dan punya unsur mendidik anak-anak, film Nussa juga membuat saya merenung sebagai orang tua. Berikut adalah sebagian hal menarik yang tertangkap oleh saya:
1. Perhatian Orang Tua LDM pada Anak-anaknya
Jadi, Abba dan Umma-nya Nussa itu diceritakan dalam kondisi Long Distance Marriage (LDM). Hmm… agak mirip dengan kondisi kami dulu, nih. Ya, pada sebagian keluarga, kondisi LDM itu tidak bisa dihindari. Baik LDM-nya untuk sementara ataupun dalam waktu lama. Semua keluarga punya alasan masing-masing.
Nah, ada scene Abba yang sepertinya rutin melakukan video call pada istri dan anaknya. Vidcall ini adalah kewajiban banget untuk mereka yang sedang ber-LDM. Kegiatan ini adalah pengganti kehadiran orang tua yang sedang jauh dari anak-anaknya. Sebuah kemajuan teknologi yang memudahkan urusan komunikasi, nih.
Sikap si Abba setiap kali melakukan video call patut ditiru, nih. Dia lebih banyak mendengar dan menyimak celoteh dan curhat anak-anaknya. Ungkapan rasa rindu anak-anaknya itu deja vu, deh. Ada keharuan yang saya rasakan di bagian itu. Hiks.
Tentu, video call itu tidak bisa 100% menggantikan peran orang tua, dong. Bahkan nanti ada konflik yang timbul gara-gara ini. Ya, orang tua Nussa juga bukan orang tua sempurna, kok.
2. Sekolah Nusantara, Sekolah untuk Semua
Nussa dan kedua teman akrabnya, Abdul dan Syifa, bersekolah di Sekolah Nusantara. Sebuah sekolah dasar yang menurut saya mengusung konsep sekolah alam, gitu. Luas dan sejuk karena lingkungan sekitarnya penuh dengan tanaman. Gedung sekolahnya juga nature-look karena terbuat dari kayu.
Jadi, sekolahnya Nussa ini adalah sekolah umum. Murid-muridnya boleh memakai pakaian bebas selama bersekolah. Ada murid perempuan yang berjilbab, ada yang tidak. Nah, soal bebas berseragam seperti ini sepertinya cuma ada di film animasi, deh. Biasanya, film animasi anak-anak sejenis film Nussa ini memang tidak terlalu banyak mengumbar pergantian kostum, sih.
Yang sedikit menggelitik saya adalah keputusan Abba dan Umma untuk menyekolahkan Nussa di situ. Ternyata, seorang anak dengan pola asuh agama yang kuat seperti Nussa digambarkan tidak bersekolah di sekolah Islam. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya dalam keseharian, ini jarang terjadi.
Boleh dibaca pada postingan saya ini Memilih Sekolah tanpa Rasa Bersalah
Mengapa Nussa bersekolah di situ? Oh, ternyata ada hikmah tersendiri mengapa Nussa bersekolah di Sekolah Nusantara. Ada salah satu scene penting di film ini yang menunjukkan itu.
Ah, Nussa memang berbeda. Dia seakan ingin digambarkan sebagai anak salih yang pandai bergaul dengan anak-anak lain dari seluruh nusantara. Sesuai dengan akronim gabungan nama Nussa, Rarra, dan kucing mereka. Nussa+Antta+Rarra = Nusantara. Begitulah kira-kira.
3. Sisi Emosi Anak-anak yang Manusiawi
Bagi penonton setia web series Nussa, pasti sudah paham tentang karakter Nussa. Dia digambarkan sebagai anak penyandang disabilitas yang percaya diri, salih, cerdas, dan berakhlak baik. Biasanya, contoh adab dan akhlak Islami yang ditampakkan itu bersinggungan dengan kelucuan Rarra, permasalahan di dalam rumah mereka, ataupun pergaulan dengan teman-temannya.
Pokoknya, Nussa ini adalah gambaran anak idaman, deh.
Nah, film Nussa ini ingin menunjukkan sisi emosi anak-anak yang manusiawi. Anak salih tentu saja boleh marah, kecewa, sedih, dan cemburu. Orang tua sebaiknya memberi ruang bagi anak-anaknya untuk mengekspresikan emosinya sesuai dengan porsinya. Abba dan Umma mencontohkannya di film ini.
Ingat, anak salih itu bukan anak malaikat! Anak salih adalah doa dan harapan orang tua dan itu bukan ‘gelar tetap’ yang menunjukkan kesempurnaan. Masih terus berproses, euy!
Sedikit mengingatkan. Bukankah Rasulullah juga pernah bersedih ketika ‘Amul Huzni? Bukankah Aisyah juga pernah cemburu? Bukankah Fatimah juga pernah merasa lelah menjalani kesehariannya?
Di sisi lain, ada karakter Jonni. Si anak borju yang tak kalah cerdas dan berprestasi. Sikapnya yang tak acuh di awal film ini bukan tanpa sebab. Ada andil kedua orang tuanya; kurang memerhatikan ekspresi emosi anaknya. Bahkan di saat-saat penting.
Jadi, sukaaa deh dengan cara film Nussa untuk menggugah para orang tua agar lebih memahami tentang ini. Pasti, orang tua harus punya pengelolaan kecerdasan emosi yang baik sebagai modal menangani emosi anak-anaknya.
4. Berkompetisi, Tak Sekadar Kalah dan Menang
Garis besar cerita di dalam film Nussa ini adalah tentang lomba sains yang akan diikuti oleh Nussa. Lomba sains, gitu loh. Lombanya anak-anak masa kini yang biasanya membuat orang tua bangga luar biasa jika anak-anaknya juara.
Nah, film Nussa ini ‘menyentil’ para orang tua agar ambisi mereka tidak melebihi ambisi anak-anaknya. Yang menjalani itu anak-anak kita, euy!
Pada film ini, justru diperlihatkan sisi ambisius Nussa. Sementara, orang tuanya terlihat lebih woles dan menunjukkan penghargaan pada proses anaknya. Kita –sebagai orang tua- sudah seperti itu, belum? 😉
Ya, kalah dan menang adalah dua hasil yang pasti didapatkan oleh mereka yang berkompetisi. Namun, tidak semua orang bisa mengambil pelajaran dari sebuah kemenangan dan kekalahan. Bahkan kita yang sudah ‘mengaku’ dewasa dan menjadi orang tua, bisa jadi belum memahaminya.
“Kamu enggak bosan juara satu terus? Sekali-kali juara dua enggak pa-pa!”
– Film Nussa: The Movie
Film Nussa mengajari para orang tua untuk mengawal kreatifitas anak ketika berkompetisi, bersikap legowo ketika kalah, dan tidak melupakan jasa pihak lain ketika meraih kemenangan. Ada nilai kemenangan sejati yang dikisahkan di sini yang seringnya tidak tampak di permukaan. Salut!
Majulah Film Animasi Indonesia!
Yups, itulah harapan saya setelah menonton film Nussa. Bukan harapan yang pertama kali, sih. Karena film Nussa memang bukan yang pertama diproduksi oleh anak bangsa. Saya sudah pernah berucap demikian pasca menonton film animasi Battle of Surabaya (2015) dulu.
Setelahnya, ada film animasi Si Juki The Movie (2017), tetapi saya belum pernah menontonnya. Lahir pula dua film animasi lain, Riki Rhino (2020) dan Adit Sopo Jarwo The Movie (2021). Keduanya menjadi saingan film Nussa di ajang Piala Citra 2021 yang saya sebut di atas.
Yuk, yuk! Buat lagiii… Saya yakin, Indonesia bisa membuat film animasi yang semakin berkualitas ke depannya. Siapa tahu, anak-anak kita nanti yang ambil bagian sebagai tim produksinya 😉
Jadi, teman-teman sudah menonton film Nussa atau belum, nih?
Salam,
7 Comments. Leave new
Wow, aku baru tahu ada bioskoponline lhoh. Nontonnya bisa dari laptop ga ya? Kalo dari HP, terlalu kecil. Keren ih…dubber-nya artis-artis terkenal…
Bisa ditonton di laptop kalo nontonnya via website-nya, Bund. Iyes, lebih mantep nonton di laptop. Makanya saya sekeluarga pun begitu. Diperbesar pula pake in-focus biar lebih terasa nuansa bioskopnya 🙂
Keren banget ya film Nussa the movie. Bisa menang penghargaan film animasi panjang terbaik. Berarti penontonnya begitu menikmati meski filmnya panjang. Semoga ini menjadi pertanda film anak akan semakin baik ke depan.
Saya belum nonton film Nussa The Movie, Mbak. Keponakan dan anak saya yang kecil pernah mau nonton Nussa.
Dan ternyata nontonnya gak perlu ke bioskop ya, cukup di bioskoponline.com aja. Kayaknya asyik nonton di rumah sambil santai ya…
Salut sama Mbak Tatiek sekeluarga yang tetap patuh di rumah. Untung ibu cerdas ya update info app yang bisa mendukung suasana bioskop di rumah😍😍 sayang aku baru tau Mbak.buat next kalau pengen nonton film terbaru. Ekonomis pula ya. 50K untuk sekeluarga. yang kemarin, sudah keburu nonton di bioskop, karena anak-anak minta terus. Meski agak was-was juga sih. Karena ini kali pertama ke bioskop lagi sejak pandemi Maret 2020 takut ada cluster baru lagi. Tapi alhamdulillah di Purwokerto masih terbilang aman. Jadi kebayar deh rasa was-wasnya sama film Nussa Rara the Movie yang emang bagus banget. Aku sampai nitik ait mata🙈
Aku sudah nonton di CGV Icon Mall Gresik mbak, waktu itu jalan-jalan berdua sama Luigi -anakku- trus ajak aja deh kali aja mau, ternyata mau dan dia seneng banget sama ceritanya. Cuma awalnya ada pertanyaan yang nggak bisa aku jawab “kenapa sama kaki Nussa?” maklum nggak pernah nonton Nussa sebelumnya hehe. Ternyata karakternya emang dia disabilitas. Iyes aku setuju mba mengenai kompetisi ini, mashaAllah bikin haru pas momen Nussa “berkorban” buat seorang yang awalnya saingannya dalam prestasi. Ternyata bisa juga ya nonton dirumah, boleh juga deh nonton lagi :)) Makasih reviewnya yang komplit ini mba. Aku malah belum kepikiran nulis sampe sekarang padahal nontonnya sejak Desember HAHA :)))
Nussa dan Rara emang favorite anak2 ya. Jadi pengen nonton filmnya juga. Apalagi ada tokoh Abba, kan di serial jarang banget ditampilin. Terus ada adegan gak kenapa si Nussa pakai kaki ‘robot’? Apakah sejak lahir difabel apa gimana?