Jika ada pertanyaan tentang jenis olahraga favorit saya, maka saya akan menggolongkannya dahulu menjadi olahraga favorit zaman old dan zaman now. Walau pun bukan seseorang yang hobi banget berolahraga dan bukan pula atlit, ada deholahraga yang saya sukai. Saat saya masih kecil, ayah saya gemar melakukan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) di rumah. Saya pun meniru gerakan senam beliau sebisa saya. Waktu itu TVRI sedang rutin menayangkan siaran Olimpiade di Seoul. Saya pun terkagum-kagum dengan para atlit yang berlomba menampilkan bakat terbaiknya. Ada yang ingat itu tahun berapa?
Olahraga Favorit di Zaman Old
Nah, olahraga favorit saya di zaman old adalah kasti dan bulutangkis. Tepatnya saat saya masih duduk di bangku SD. Alasannya, karena kasti adalah olahraga yang rutin dipraktikkan saat pelajaran olahraga. Kencang kah pukulan saya? Enggak juga, sih. Badan saya lumayan sering kena bola malah, hehe.. Lalu, bulutangkis. Tak lain karena saat itu Susi Susanti sedang berjaya dan anak-anak seperti saya pun menirunya. Saya cukup puas bermain bulutangkis di halaman rumah bersama teman saya. Seru! Dan kami akan histeris jika shuttlecock-nya nyangkut di atap rumah. Huaaaโฆ
Beranjak remaja, saya mulai menyukai bola basket saat duduk di bangku SMK. Agak telat dibandingkan teman-teman saya yang sudah menjadi โanak basketโ sejak masih SMP. Itโs okay. Saya bukan pemain yang jago banget, sih. Tapi lumayan lah, tim saya sering menang saat pelajaran olahraga mengambil tema basketball. Rasanya saya juga menjadi lebih gaul dan kekinian dengan bermain basket. Waktu itu bintang Michael Jordan sedang bersinar terang. Saya senang sekali karena nomor absen saya sama dengan nomor punggung pemain basket andalan Chicago Bulls itu: 23. Jaka sembung, memang. Namanya juga anak muda ๐
Olahraga Favorit di Zaman Now
Saat saya menjadi karyawan di sebuah perusahaan di Batam, sesekali saya masih bermain basket di lapangan yang tersedia. Ada rutinitas baru yang mulai saya sukai yaitu berjalan kaki. Jarak asrama dengan perusahaan lumayan jauh juga. Sebenarnya itu bisa ditempuh dengan angkot atau pun ojek, tapi saya lebih suka berjalan kaki ke tempat kerja. Kadang beramai-ramai dengan teman-teman, kadang juga sendirian. Sebuah kebiasaan yang akhirnya terbawa hingga saat ini.
Berjalan kaki adalah sebuah olahraga murah meriah dan sederhana. Semua orang bisa melakukannya, asal ada niat yang kuat. Berjalan kaki bersama keluarga menjadi rutinitas akhir pekan bagi saya. Senangnya, karena bisa ber-family time sekaligus menjalankan olahraga kesukaan. Biasanya acara berjalan kaki dengan rute ke kampung-kampung sebelah itu memakan waktu sekitar satu hingga dua jam. Saya berusaha melangkah dengan serius tapi santai, sesekali berhenti di tengah jalan, tapi tidak sampai duduk-duduk karena niat awalnya memang ingin berolahraga.
Baca juga: Refleksi Suatu Pagi
Idealnya, jalan kaki dilakukan rutin setiap hari dengan waktu minimal tiga puluh menit. Semakin rutin melakukannya, akan banyak kalori yang terbakar. Nah, ini penting banget buat saya yang ingin menurunkan berat badan dengan cara yang aman. Selain di akhir pekan, hampir setiap hari saya sengaja berjalan kaki jika ingin berbelanja ke toko yang letaknya agak jauh. Kadang dengan menggendong si kecil, kadang tanpa dia. Saya titipkan si kecil kepada ibunda saya sejenak, lalu mulailah saya melangkah dengan gembira. Judulnya menjadi: me time dan olahraga.
Setiap kali ada kesempatan untuk berjalan kaki, saya berusaha mengambilnya. Ini juga menjadi salah satu resolusi saya tahun ini yaitu berusaha tidak naik motor jika jarak yang akan saya tempuh hanya sekitar satu kilometer saja.
Baca juga: Resolusi 2018: Tiga Resolusiku, Tiga Mimpiku
Nah, lomba Agustus-an yang selalu saya ikuti adalah jalan sehat. Ini adalah lomba yang menjadi program rutin pemerintah desa saya, menyenangkan dan menyehatkan. Kami bisa berbaur dengan para tetangga dekat dan jauh, lalu menjelajahi wilayah desa bersama-sama. Karena terbiasa berjalan kaki, menempuh rute yang lebih jauh seperti dalam lomba ini pun tidak menjadi masalah.
Saya dan keluarga saat ikut lomba jalan sehat Agustus 2017. Si kecil gak keliatan ๐ |
Manfaat Berjalan Kaki
Mengutip situs alodokter.com, berikut manfaat yang akan didapat jika rutin berjalan kaki selama tiga puluh menit setiap hari:
- Menyehatkan jantung
Berjalan kaki dapat meningkatkan denyut jantung, meningkatkan sirkulasi darah di dalam tubuh, sehingga jantung menjadi lebih kuat.
- Mencegah diabetes tipe 2
Berjalan kaki memicu otot untuk bekerja lebih sehingga kemampuan untuk menyerap glukosa meningkat. Diabetes tipe 2 bisa dikurangi risikonya hingga 30 persen.
- Menurunkan berat badan
Setidaknya 150 kalori per hari bisa terbakar dengan berjalan kaki. Semakin cepat melangkah, semakin banyak kalori yang dibakar. Untuk tujuan ini, imbangi juga dengan pola makan sehat.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Berjalan kaki membuat Anda tidur lebih nyenyak. Secara otomatis, tubuh akan melepaskan zat kimia yang membuat Anda merasa lebih baik. Sistem kekebalan tubuh akan meningkat sehingga bisa melawan infeksi.
- Mengurangi stres
Berjalan kaki bisa memicu hormon endorfin yang membuat mood Anda merasa lebih baik dan mengurangi rasa cemas serta depresi.
- Mencegah osteoporosis
Berjalan kaki dapat membangun dan mempertahankan kesehatan tulang Anda sehingga meminimalisir terjadinya kekeroposan tulang.
Orang Indonesia Malas Berjalan Kaki?
Orang-orang Eropa yang berjalan kaki di sepanjang trotoar adalah pemandangan yang biasa dijumpai, baik dalam siaran berita atau setting sebuah film. Lalu bagaimana dengan orang Indonesia? Kita bisa sedikit memperkirakan hal itu saat menyaksikan dalam keseharian. Berapa banyak orang yang berjalan di trotoar dibandingkan dengan mereka yang berlalu lalang dengan menaiki motornya?
Orang-orang Eropa yang berjalan kaki di sepanjang trotoar adalah pemandangan yang biasa dijumpai, baik dalam siaran berita atau setting sebuah film. Lalu bagaimana dengan orang Indonesia? Kita bisa sedikit memperkirakan hal itu saat menyaksikan dalam keseharian. Berapa banyak orang yang berjalan di trotoar dibandingkan dengan mereka yang berlalu lalang dengan menaiki motornya?
Sebuah penelitian dari Stanford University, Amerika Serikat pada bulan Juli 2017 yang lalu cukup membuat saya terkesima. Mereka meneliti rata-rata langkah kaki dari penduduk di seluruh dunia. Ternyata, Indonesia termasuk negara yang penduduknya malas berjalan kaki. Orang Indonesia rata-rata hanya melangkahkan kaki sebanyak 3.513 per hari. Bandingkan dengan Hongkong yang menjadi negara dengan penduduk paling rajin berjalan kaki, yaitu rata-rata 6.880 langkah kaki per hari.
Dari fakta yang disebutkan di atas, seharusnya mendorong kita untuk mengubahnya. Ya, sederhana saja: berjalan kaki lebih sering dan lebih jauh. Kita sendiri yang bisa menciptakan alasan agar ada kesempatan untuk melakukannya. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dengan berjalan kaki secara rutin, kesehatan kita akan terjaga dan negara kita pun pelan-pelan akan terbebas dari julukan malas. Saya insya Allah siap. Bagaimana dengan Anda?
Salam pecinta jalan,
Tulisan ini diikutsertakan dalam program Tantangan #SatuHariSatuKaryaIIDN
Referensi: liputan6.com
Sumber gambar: pixabay