Long Distance Relationship (LDR) atau ada yang menyebutnya Long Distance Marriage (LDM) menjadi sebuah hal yang biasa terjadi di kalangan suami istri saat ini. Ini adalah sebuah hubungan antara suami istri yang secara geografis terpisah oleh jarak sehingga satu sama lain tidak bisa selalu bertemu muka.
Walaupun jarak antar daerahnya dekat saja –misalnya di kota sebelah- tapi jika keduanya tidak bisa bertemu face to face, yang demikian juga tergolong LDR. Biasanya, LDR terjadi karena pekerjaan, misalnya suami dipindah tugaskan ke luar daerah. Atau juga karena melanjutkan pendidikan, misalnya justru istri yang mendapat beasiswa S2 ke luar negeri.
Ada pasangan suami istri yang menjalaninya enjoy saja, ada pula yang menjadi berkurang keharmonisannya. Kesetiaan pasangan, komunikasi yang intens dengan pasangan, dan perhatian yang tetap baik kepada anak-anak mutlak diperlukan.
Konsekuensi dari LDR yang lain adalah tentang kecermatan pengaturan keuangan karena pastinya ada biaya tambahan yang ditimbulkan. Maka diperlukan siasat jitu agar jalannya LDR tidak terganggu gara-gara masalah doku.
Berikut adalah biaya tambahan yang umumnya terjadi saat pasangan suami istri memutuskan untuk menjadi LDR warrior disertai tips sederhana menyiasatinya:
- Biaya Tempat Tinggal
Para pejuang LDR yang tidak mendapatkan sarana rumah dinas atau mess dari tempatnya bekerja, biasanya menyewa rumah di daerah tempatnya bertugas. Sebaiknya pertimbangkan untuk menyewa rumah yang dekat dengan tempat bekerja agar biaya transport ke tempat kerja bisa dipangkas.
Tapi jika tempat kerjanya terletak di kawasan sibuk, lebih baik menyewa tempat yang lokasinya agak jauh karena pastinya biaya sewanya lebih murah.
Cara berhemat yang lain adalah dengan menyewa rumah beramai-ramai dengan beberapa orang teman. Tentunya ini diiringi dengan konsekuensi siap bekerja sama di antara penghuni yang umumnya berbeda karakternya.
Masih terasa berat? Bisa memilih alternatif lain dengan menyewa kamar indekos saja.
- Biaya Transportasi
Ini masih berkaitan dengan biaya tempat tinggal yang tersebut di atas, sehingga keduanya bisa saling bersubtitusi. Tempat tinggal dekat dengan tempat kerja, berbiaya sewa mahal tapi biaya transportasi irit atau sebaliknya? Tinggal pilih saja.
Pilihan moda transportasi juga menentukan besar kecilnya anggaran untuk biaya transportasi. Ada yang cukup memakai angkutan umum karena tempat LDR-nya adalah di luar negeri yang biaya transport-nya murah meriah dan nyaman.
Sedangkan di dalam negeri, ada yang justru menghindarinya karena alasan ngetem-nya si angkot, dan memilih untuk menaiki motor atau juga bike to work.
Nah, dari segi biaya perawatan yang terjangkau, motor dan sepeda memang bisa menjadi pilihan yang baik. Selain itu, pengendara motor bisa menghemat waktu dengan ‘meliuk-liuk’ –jika dibandingkan menaiki mobil- di saat ada kemacetan jalan menuju tempat kerja.
Selain itu, biaya transportasi yang pasti timbul adalah untuk biaya mudik. Kerinduan pada keluarga tidak cukup diobati hanya dengan saling bertelepon, bukan? Jika jarak tempat LDR dan rumah tinggal dekat saja, lebih baik mudik sepekan sekali. Biasanya naik motor, bus, atau kereta api menjadi pilihan favorit karena biaya transportasi ketiganya relatif terjangkau. Tinggal pilih saja.
Tapi jika jaraknya berjauhan, misalnya di luar pulau, perlu pertimbangan lebih khusus lagi. Misalnya: lebih hemat mana jika pulang sebulan sekali tapi hanya dua hari di rumah atau dua bulan sekali tapi bisa full sepekan bersama keluarga?
- Biaya makan
Menjalani LDR berarti memecah dapur menjadi dua. Istri yang biasanya memasak dan membawakan bekal untuk suami, tidak bisa lagi melakukannya saat berjauhan dengan suaminya. Pada umumnya, membawa bekal hasil masakan istri bisa lebih menghemat anggaran.
Nah, diperlukan siasat agar pengeluaran untuk biaya makan suami ini terkendali. Misalnya: hindari berwisata kuliner yang tidak perlu. Ingat, asalkan kebutuhan makan selama tiga kali sehari terpenuhi, itu sudah cukup.
Lebih bagus lagi jika saat mudik, suami dibekali istrinya makanan kering yang tahan lama. Jika suaminya bisa menanak nasi sendiri di rumah sewa/kamar indekosnya, makanan kering dari sang istri bisa dijadikan menu sarapan. Lumayan menghemat, bukan?
- Biaya Komunikasi
Sebenarnya, biaya komunikasi pasangan suami istri zaman now yang menjalani LDR lebih murah daripada mereka yang menjalaninya pada zaman old.
Tidak perlu takut akan biaya tagihan telepon yang membengkak karena harus memakai telepon rumah.Cukup menyediakan paket data internet yang memadai agar bisa bertelepon atau ber-video call via instant messaging seperti WhatsApp.
Jadi, biaya komunikasi umumnya adalah biaya yang paling kecil di antara biaya tambahan yang timbul bagi pasangan LDR.
Setelah mengetahui biaya tambahan yang ditimbulkan karena memilih ber-LDR, hal-hal berikut ini perlu juga dipertimbangkan agar keuangan keluarga tetap stabil selama LDR berlangsung.
- Saling Terbuka
Keterbukaan di antara suami istri perihal keuangan sebenarnya sudah merupakan hal yang biasa dilakukan. Bagi pasangan LDR yang notabene berjauhan, hal ini lebih diperlukan lagi.
Bisa saja timbul peristiwa mendadak yang berkaitan dengan pembiayaan di saat suami sedang jauh, misalnya: ada teman istri yang berniat berutang karena berada dalam kondisi sangat membutuhkan.
Jika sang istri memutuskan untuk meminjamkan uang yang berasal dari tabungan, jangan lupa segera ceritakan itu kepada suami. Siapa tahu proses pelunasan utangnya ada kendala, suami bisa segera mengetahui penyebab saldo tabungan keluarga yang berkurang.
Begitu juga jika misalnya suami mendapatkan gaji bonus, segera berunding dengan istri terkait itu. Apakah uang bonusnya langsung ditabung atau hendak dipakai sekian persen.
- Suami dan Istri Memiliki Rekening Bank
Pemberian nafkah dari suami kepada istrinya akan lebih mudah jika memakai sarana ATM. Jadi pada saat suami gajian, suami bisa mentransfer sejumlah uang yang disepakati ke rekening istrinya. Sang istri tidak perlu menunggu suaminya pulang mudik hanya untuk menerima uang gaji.
Nah, pilihan bank-nya sebaiknya sama agar tidak ada potongan biaya transfer antar bank. Biaya transfer antar bank itu memang terlihat sedikit, tapi lama-lama pastinya bisa menjadi bukit.
- Jangan ‘Kalap’ Saat Mudik
Bagi para pejuang LDR, bertemu dengan keluarga adalah salah satu kenikmatan surga dunia. Membelikan oleh-oleh atau mengajak seluruh anggota untuk berekreasi adalah dua hal yang biasanya dilakukan saat mudik datang. Sah-sah saja asal jangan berlebihan.
Jika ada paket promo perjalanan, segera manfaatkan. Lalu, membahagiakan keluarga kadang tidak harus memerlukan biaya banyak. Pertimbangkan -sesekali- tidak perlu bepergian jauh. Membawa bekal saat rekreasi keluarga juga lumayan bisa menghemat anggaran daripada harus selalu jajan di luaran.
- Usahakan Menabung atau Berinvestasi
LDR umumnya menyebabkan biaya hidup sehari-hari menjadi dobel. Tapi sebaiknya tetap ada anggaran yang disisihkan sebagai tabungan walaupun sedikit.
Selain menabung dalam bentuk uang, memilih untuk berinvestasi emas juga bagus untuk dilakukan. Bentuk yang dianjurkan adalah logam mulia, bukan emas sebagai perhiasan. Apalagi jika pasangan LDR tersebut masih ragu terkait tempat tinggal tetap karena suami sering berpindah tugas, misalnya. Mau mengambil kredit rumah di kota A, takutnya suami tidak selamanya di sana.
Nah, dengan berinvestasi emas, pasangan LDR tidak perlu dipusingkan dengan kesulitan menjual kembali karena likuiditas emas itu tinggi. Tingkat keamanannya pun terjamin karena emas tersebut disimpan di tempat investasi yang sudah dipilih, misalnya di pegadaian.
Tidak ada yang salah dengan menjadi pasangan LDR. Pasangan tersebut juga bisa ‘hidup normal’ dalam keseharian sebagaimana pasangan suami istri pada umumnya.
Beberapa penyesuaian termasuk pengaturan keuangan yang baik adalah salah satu usaha agar LDR yang dijalani tetap sehat. Karena setiap rumah tangga adalah tim. Berjauhan bukan alasan sebuah tim menjadi kehilangan kekompakan. Bijaklah mengatur keuangan Anda dan jadilah tim solid yang memenangkan tantangan hidup.
Salam,
Tatiek Purwanti
Tulisan ini pernah dimuat dalam buku antologi “Financial Tips for Mom” by Joeragan Artikel dan Penerbit BitRead (2019)