Abad ke berapa ini kok masih saja ngomongin Vincenzo? Eheheโฆ Iya, sih. Drama Korea hit ini sudah selesai tayang pada tanggal 2 Mei 2021 alias menjelang akhir Ramadan kemarin. Biasanya begitu drama favorit saya berakhir, saya langsung cuzzzโฆ. membahasnya di sini. Kali ini tidak begitu. Saya tunda mengulasnya karena kemarin-kemarin saya menikmati kondisi gagal move on, Saudara-saudara.
Gagal move on adalah โpenyakitโ yang biasa melanda para penonton drama Korea. Tidak harus yang pecinta drakor banget. Bahkan mereka yang pertama kali menonton drama Korea bisa juga terkena. Duluuuโฆ pas menonton Full House, saya terkesan sekali dengan semangat juang tokoh Han Ji Eun sebagai penulis pemula. Tentu saja baper juga dengan kisah romantisnya bersama Lee Young Jae.
Siapa nih teman-teman yang sampai sekarang masih terkenang Full House? Sini, toss dulu ^_^
Daftar Isi
Gagal Move On yang Wajar dan Tidak
Selanjutnya, saya beberapa kali pernah mengalami gagal move on lagi. Berbahayakah โpenyakitโ gagal move-on ini? Bisa ya, bisa tidak. Terakhir, saya gagal move on dari Start-Up dan itu enggak enak sekali rasanya. Waktu itu saya termasuk Tim Han Ji Pyeong. Exciting menonton dari awal namun kecewa dengan alur cerita setelah episode 10.
Tidak. Waktu itu saya tidak mengharapkan Ji Pyeong menjadi jodoh Dal Mi, kok. Sadar diri kalau Kim Seon Ho โcumaโ berperan sebagai second male lead. Plot hole soal surat, character development Seo Dal Mi, dan penyelesaian triangle love yang bertele-tele itu lho yang bikin pedih, Jenderal! Setelah dramanya selesai, nyeseknya masih terasa. Hiks.
Finally, Start-Up tidak saya ulas di sini, cuma saya ulas di instagram. Peace untuk tim Do San ๐ Hati ini tidak bisa dipaksa kecenderungannya, atuh. Alhamdulillah, saya sudah lama sembuh, kok. Apalagi bulan kemarin Kim Seon Ho menjadi satu-satunya perwakilan Start-Up di ajang Baeksang Arts Award dan berhasil membawa pulang trofi The Most Popular Actor 2021. Horeeeโฆ
Jadi, gagal move on karena kecewa dengan plot drama itu wajar saja. Time will heal. Yang tidak wajar adalah jika gagal move on itu sampai berlangsung lamaaa sekali dan membuat tidak bisa berpikir realistis. Biasanya ini terkait dengan dukungan terhadap pasangan utama sebuah drama yang dinilai sangat serasi.
Penonton yang gagal move on dalam konteks negatif akan membenci habis-habisan drama baru yang dibintangi idolanya bersama aktor/aktris lain. Padahal aktor dan aktris Korea yang pernah membintangi sebuah drama biasanya tidak akan dipasangkan kembali. Ada, sih. Bisa dihitung dengan jari. Lha mosok mereka tidak boleh mendapatkan lawan main yang baru? Mereka harus profesional, dong.
Contohnya, saat Vincenzo mulai tayang, adaaa saja kaum gagal move on yang merusuh di kolom komentar Youtube atau instagram jika ada pemberitaan tentang drama Korea ini. Ehem, mereka adalah para penonton yang masih setia mendukung Song-Song Couple alias Song Joong Ki dan mantan istrinya, Song Hye Kyo. Tentu, tidak semua shipper Song-Song Couple begitu. Padahal menurut saya, keduanya sudah move on dan mulai enjoy menjalani lembaran hidup baru mereka masing-masing.
Berkomentar itu adalah hak segala bangsa namun jika sampai out of the topic tentu saja mengganggu bagi para penikmat drama lain yang fokus berkomentar soal jalan cerita. Bentuk lainnya adalah hate speech ke Jeon Yeo Been, membandingkan antara Song Joong Ki dengan Jang Ki Yong, sampai kepada mendukung Song-Song Couple agar balikan. Duhโฆ Tepok jidat!
Gagal Move On dari Vincenzo; Membahagiakan
Kebalikan dari Start-Up, saya justru menikmati suasana saat gagal move on dari Vincenzo. Ini adalah gagal move on karena sukaaa. Alhasil, saya dua kali menonton ulang drama ini. Juga menyimak berita terkait perkembangan Vincenzo, termasuk kehidupan kedua aktor-aktris utamanya. Selain itu, saya juga jadi tertarik menonton film atau drama lain yang dibintangi main couple Vincenzo, Song Joong Ki dan Jeon Yeo Been. (Sedikit) berharap juga agar suatu hari JeonKi Couple bisa seperti BinJin Couple ๐
Tentu saja karena tugas utama saya adalah mengasuh anak, rangkaian kegiatan di atas saya lakukan secara bertahap. Ya enggak mungkin lah saya sepanjang hari pegang ponsel hanya untuk memantau Vincenzo. Bisa-bisa kepala saya digetok suami, hihihi. Canda ya, Beib.
Bagi yang tidak memahami pasti akan menilai hal di atas aneh. Padahal, untuk orang yang suka mengamati secara deep seperti saya, menguasai sebuah topik itu menyenangkan sekali. Bisa dikatakan, saya menonton Vincenzo secara mindfulness. Saya menikmatinya dari hulu sampai ke hilir, begitu.
Bahagia? Pasti. Hal ini jadi salah satu mood booster saya dalam mengasuh si kecil dan menjalani keseharian. Saya kira, mood yang bagus amat kita butuhkan di tengah kondisi pandemi yang tak kunjung berakhir ini. Hiks. Temukan cara teman-teman sendiri dan inilah salah satu cara untuk โmengundangโ munculnya hormon endorfin โpembangkit bahagia- ala saya ๐
Penyebab Gagal Move On dari Drama Korea Vincenzo
Ada beberapa alasan yang mendasari kenapa drama ini begitu membekas di hati saya, antara lain:
1. Tertarik Sejak Awal karena Italia
Sejak ada pemberitaan tentang Vincenzo tahun lalu, saya langsung tertarik setelah membaca sinopsisnya. Tokoh utamanya adalah Vincenzo Cassano, orang Italia. Hmmmโฆ Pikiran saya langsung bernostalgia karena saya sempat โakrabโ dengan hal berbau Italia saat remaja. Ya, ini adalah tentang sepakbola Lega Calcio Serie A Italia sekitar tahun 1996 sampai 2000. Aduh, ketahuan umurnya, nih. Eheheโฆ
Adalah ayah dan dua orang adik laki-laki yang membuat saya tertarik menonton Liga Sepakbola Italia dan mengetahui seluk beluknya dari A sampai Z. Waktu itu, liga sepakbola paling populer di dunia memang dimiliki Italiano dan ditayangkan setiap pekan di RCTI. Gara-gara Liga Serie A Italia, saya lumayan mengerti arti dari Vinceremo Il tricolore, Fa bene, Mister. Reproviamo ancora, dan beragam kalimat dalam Bahasa Italia lainnya. Sekarang? Sudah lupa, tuh. ๐
Nah, nama Vincenzo Cassano mengingatkan saya pada dua pemain ngetop Italia di zaman itu, Vincenzo Montella dan Antonio Cassano. Mungkinkah penulis naskah dramanya terinspirasi dari nama keduanya? Apakah nanti di dalam dramanya akan ada โbau-bauโ sepakbola Italia? Begitu yang ada di pikiran saya.
Harus nonton on-going! Siapa tahu nanti juga banyak lokasi bagus di Italia yang jadi latar tempatnya. โKan lumayan bisa sekalian virtual traveling di saat pandemi begini. Yekan?
Tadaaaโฆ realitanya?
Apa yang saya pikirkan beneran menjadi kenyataan. Diperlihatkan adegan seorang pelatih sepakbola dari klub besar Italia yang berkunjung ke Korea. Lucunya, nama klub besar itu adalah BC Milan. Hahaโฆ Pelatih bernama Giuseppe itu adalah teman dari Vincenzo Cassano yang sedang mencari bibit pemain muda berbakat dari Asia.
Yang paling membekas tentu saja adalah kemunculan merpati bernama Inzaghi. Merpati tersebut awalnya adalah โmusuhโ Vincenzo namun akhirnya mereka menjadi teman. Saya yakin, nama Inzaghi terinspirasi dari nama Filippo Inzaghi alias Pippo Inzaghi, striker legendaris tim nasional Italia yang sekarang menjadi pelatih klub sepakbola Brescia.
Sayangnya, impian untuk menyaksikan Trevi Fountain, Colosseum, Leaning Tower of Pisa, atau Rialto Bridge di drama Vincenzo ambyar. Lha wong latar Italia cuma ada di episode pertama, itupun memakai efek Computer Generated Imagery (CGI). Iya, ding. lagi pandemi, gitu loh. Selain itu, โkan memang Vincenzo diceritakan sedang mudik ke tanah kelahirannya, Korea Selatan.
Pastinya efek CGI-nya membuat Song Joong Ki seakan berada di Italia beneran. Seakan dia sedang menginap di Palazzo Baldoca Muccioli, sedang melewati jalan besar Via Giulia, sedang mampir di Villa Casina di Piggio della Rota, dan sedang berbincang di Villa Mondragone. Nyaris sempurna seperti bukan editan. Padahal menurut Joong Ki, dia belum pernah ke Italia. Ssstttโฆ Sama, dong ๐
So che e la tua macchina preferita, Lascio lโItalia e non tornero mai piu, Questo edificio e mio,ย โฆ dan segala ucapan Song Joong Ki dalam Bahasa Italia adalah hasil dari kursus Bahasa Italia demi memerankan tokoh Vincenzo Cassano secara totalitas. Mengutip beberapa pemirsa dari Italia, pengucapan Joong Ki sudah fasih namun masih terasa โmedokโ-nya. Heheโฆ iya lah. Kalau saya, gemesssโฆ dengerinnya. Lumayan banget bisa bernostalgia dengan bahasa dari negeri pizza itu.
2. Genre Dark Comedy dan Slow Burn Romance
Banyak calon penonton Vincenzo yang โtertipuโ dengan poster dan teaser drama ini. Jika tidak membaca informasi drama secara detail, pemirsa akan menyangka bahwa drama ini melulu action dan menegangkan. Padahal, ini genre-nya dark comedy alias genre yang membahas hal-hal โgelapโ seperti pembunuhan dan kejahatan tingkat tinggi yang dibungkus dengan komedi. Tema serius yang digarap lebih santai, gitu.
Ya, basic saya sebenarnya adalah drama bergenre romantic comedy. Tentu saja saya tidak anti dengan genre lain dan sesekali saya menikmati drama lama bergenre thriller-action juga. So, menurut saya genre dark comedy ini โagak dekatโ dengan genre favorit saya. Apalagi disisipi juga dengan slow burn romance alias romansa tipis-tipis antara dua tokoh utama drama ini. โFormulaโ yang cocok buat saya, nih.
Penulis naskah dramanya adalah Park Jae Bum yang identik dengan genre laga dan komedi. Sebelumnya, dia sukses menulis naskah drama The Fiery Priest yang menyabet banyak penghargaan SBS Awards 2019. Ketika membaca rekam jejaknya, saya yakin bahwa Vincenzo akan melejit. Eh, ternyata benar. Bahkan di luar ekspektasi saya.
Waktu itu saya memprediksi bahwa popularitas Vincenzo di Netflix mungkin berada di bawah Itโs Okay to Not be Okay (IOTNBO). Secara, IOTNBO cukup lama bertengger di posisi pertama sebagai drama Korea paling banyak ditonton di seluruh dunia. Ternyata, sekarang posisi itu direbut oleh Vincenzo. Wow! Menurut saya, genre dark comedy dan slow burn romance adalah salah satu faktornya. Genre ini mudah dicerna, enggak berat-berat amat, sehingga pesan dramanya bisa dipahami dengan enjoy.
3. Super Chemistry antara Jeon Yeo Been dan Song Joong Ki
A: โWhat is your favorite song?โ
B: โSong Joong Ki.โ
๐
Itu candaan para penggemar Joong Ki, sih. As usual, saya jarang sekali menggemari paraย oppa secara tunggal. Maksudnya, saya lebih menyukai chemistry yang dibangun oleh dua pemeran utama dalam sebuah drama. Misalnya, ketika orang-orang โhanyaโ memuja Hyun Bin atau Lee Min Ho, maka saya lebih menyukai kecocokan antara Hyun Bin-Son Ye Jin atau Lee Min Ho-Kim Go Eun. Iya, dong. Suksesnya sebuah drama โkan tidak ditentukan oleh satu oppa saja.
Tentu saja tidak dilarang untuk mendukung para oppa secara personal. Siapa saya kok berani bikin undang-undang? Hohohoโฆ Asal tidak sampai masuk dalam golongan OIM alias Oppa Is Mine. Jangan, ya! Karena oppa-mu bukan milikmu. Boleh halu asal jangan terlalu. Setuju? ๐
Begitu juga dengan Song Joong Ki. Setelah kesuksesan film Space Sweepers, saya penasaran dengan aktingnya jika dipasangkan dengan Jeon Yeo Bin. Saya penasaran apakah Joong Ki akan kembali bersinar dan benar-benar move on dengan masa lalunya. Tidak mudah untuk bangkit lagi dari masa-masa sulit and finally, he did it. Terbukti, dia masuk sebagai nominasi Best Actor di ajang bergengsi Baeksang Arts Award 2021ย belum lama ini.
Sedangkan Jeon Yeo Been, sebelumnya saya hanya tahu bahwa dia pernah jadi saingan Kim Da Mi pada Baeksang Arts Award tahun lalu untuk kategori Best New Actress. Ternyata dia lebih banyak main film dan sebenarnya sudah terkenal sebagai rookie monster di ranahย Korean Movie. Saya aja yang belum ngeh. Setelah membaca rekam jejaknya, wow! Pantas saja Park Jae Bum Jagga-nim mengkhususkan peran Hong Cha Young untuk Jeon Yeo Been.
Vincenzo Cassano dan Hong Cha Young. Consigliere Mafia bertemu dengan pengacara perempuan yang tangguh, cerdas, dan nyentrik. Hasilnya? Gokil, bikin baper, dan tentu saja keren!
Consigliere Mafia adalah pengacara mafia yang merupakan orang paling dipercaya olehย bos mafia. Sebenarnya, Vincenzo adalah sosok anti-hero alias bukan orang baik. Dia juga penjahat namun dia masih punya aturan tersendiri yang sedikit manusiawi, misalnya: dia tidak akan melukai perempuan dan anak-anak. Lewat karakter Vincenzo, saya bisa memahami realitas kehidupan sehari-hari yang memang demikian. Tidak ada manusia yang 100% sempurna. Sosok yang dianggap jahat pun sebenarnya tidak suka dengan tindak kejahatan yang terlalu kejam.
Hmmmโฆ Kalau dihubungkan dengan dunia perpolitikan di tanah air, ada nyambungnya, nih ๐
Sedangkan Hong Cha Young adalah sosok pengacara berdedikasi tinggi, berprestasi, dan berpendirian keras. Bahkan ayahnya, Hong Yu Chan, pun susah menaklukkan pendiriannya. Lewat karakter Hong Cha Young, saya belajar bahwa seseorang bisa berubah setelah mengalami sendiri ketidakadilan. Ada kolusi di lingkungan kerjanya, berlanjut pemutarbalikan fakta yang menunjukkan bahwa hukum yang selama ini dia bela ternyata bisa dibeli oleh mereka yang berkuasa.
4. Drama Kopi, Kompaknya Pemain dan Tim Produksi
Menurut saya, drama Korea Vincenzo adalah anugerah untuk pecinta kopi seperti saya. Selain makgeolli โarak beras ala Korea-, kopi adalah minuman โkhasโ drama ini. Vincenzo yang menggemari Espresso dan Hong Cha Young yang menyukai Americano sering sekali berbincang sambil ngopi. Theyโre really coffee couple. Ada yang masih ingat, kapan pertama kali mereka ngopi berdua?
Bahkan, Kopiko -permen kopi kebanggaan Indonesia- ikut meramaikan product placement dalam drama ini. Hahaโฆ Kopiko saja sudah mampir sana. Saya kapan, yak? Tercatat, Kopiko empat kali ditampilkan, termasuk dalam adegan Vincenzo dan Hong Cha Young. So, kalau ada yang tanya persamaan antara saya dan Jeon Yeo Bin, jawabnya: sama-sama pernah makan Kopiko. Yeeeโฆ Siapa juga yang nanya? ๐
Nah, kesuksesan Vincenzo juga tak lepas dari kekompakan tim produksi drama. Tayangan behind the scene menunjukkan betapa menyenangkannya suasana syuting drama yang berlangsung selama delapan bulan itu. Ada peran penting Bu Sutradara Kim Hee Won yang masuk dalam nominasi sutradara terbaik Baeksang Arts Award tahun ini. Para pemeran antagonis dan pemeran pendukung juga tampil menawan sesuai karakter masing-masing. Ok Taecyeon benar-benar keren bisa berperan ganda begitu. Salut! Juga Si Ular Zumba ehhโฆ Kim Yeo Jin yang bikin sebel banyak orang. The scene stealer? Kwak Dong Yeon!
Para pemeran pembantu yaitu warga Geumga Plaza turut โmemperindahโ drama ini dari awal hingga akhir. Semuanya punya peran penting meskipun pada awalnya saya dibuat menebak-nebak; apa โfungsiโ mereka, sih? Ternyata Vincenzo tanpa mereka bagaikan sayur tanpa garam. Karakter favorit saya sih Presiden Klub ‘Oh My Consigliere’ย alias agen NIS kocak, Ahn Gi Seok ๐
5. Mudik ke Korea Bersama Vincenzo Cassano
Dua kali lebaran sudah saya sekeluarga tidak bisa mudik ke Solo, Jawa Tengah. Hiks, sedih tapi harus realistis. So, menonton Vincenzo adalah kenangan bagi saya saat libur lebaran kemarin. Anggap saja saya sedang mudik ke Korea bersama Vincenzo Cassano. Eheheโฆ Ini adalah mudik virtual yang bagi saya tidak kalah seru.
Sebenarnya, saya sudah menonton Vincenzo sejak awal yaitu tanggal 20 Februari 2021 namun saya โcuti menontonโ ketika bulan Ramadan tiba. Waktu itu saya berencana untuk menonton sisa episodenya saat libur lebaran saja. Rasa penasaran ketika โcutiโ tentu saja ada. Tahan. Sabar. Kadang saya mengintip spoiler dan itu cukup untuk mengobati penasaran tentang lanjutan ceritanya.
Alhasil, saya bisa โjalan-jalanโ ke Sewoon Cheonggye Plaza yang terletak di Jung-gu, Seoul. Pusat perbelanjaan ini sudah berdiri sejak tahun1968 dan merupakan yang tertua di Seoul. Ya, ini adalah lokasi syuting utama alias Geumga Plaza, tempat Vincenzo Cassano menyimpan batangan-batangan emasnya. Di drama sih digambarkan seperti bangunan tua, gitu. Padahal aslinya desain Cheonggye Plaza ini modern dan estetik, lho. Punya rooftop yang bagus pula.

Credit: IG @seoulfoodtours
Berlanjut ke Common Ground yang identik dengan tumpukan kontainer berwarna biru. Ruang budaya dan pusat perbelanjaan di Seoul ini instagrammable sekali. Tempat inilah yang menjadi saksi bisu kesepakatan antara Vincenzo dan Hong Cha Young untuk melakukan ttak-bam alias jitak dahi. The slow burn romance started hereโฆ
Selain itu, ada Dufan ehhโฆ Doori Land yang terletak di Gyeonggi-do. Ini adalah taman hiburan keluarga tempat Vincenzo dan Hwang Min Seong โpacaranโ. Aduh, masih geli kalau teringat adegan itu. Tae Ho โ๏ธ wkwkwkโฆ
Masih banyak lagi sih lokasi yang memanjakan mata, seperti: Universitas Sun Moon (lokasi pengadilan), Grandpa Factory (tempat Vincenzo-Cha Young ngopi bareng), dan juga Taman Byukchoji (tempat Vincenzo dan ibunya jalan-jalan). Termasuk yang paling sering disebut adalah Dongdaemun Design Plaza (DDP) yang dirancang oleh arsitek asal Irak, Zaha Hadid. Area serbaguna di pusat Seoul bergaya neofuturisticย ini jadi tempat reuni Vincenzo dan Hong Cha Young pada episode terakhir. Ehemโฆ
Alhamdulillah, puas deh agenda mudik dan jalan-jalannya. Walaupun di rumah saja, rasanya seperti berkeliling Korea. As usual, drama Korea memang memakai lokasi syuting yang kerap โmemanggil-manggilโ orang untuk jalan-jalan ke sana. Bikin tontonan bermutu sekaligus promosi wisata. Yuk, Indonesia bisa, yuk!

Dongdaemun Design Plaza (credit: IG @ddp_seoul)
Vincenzo, Drama Favorit 2021
Tahun 2021 masih lama berakhir, masih akan banyak drama Korea bermunculan. Namun saya kok yakin bahwa Vincenzo ini akan menjadi salah satu drama favorit saya tahun ini. Yakin juga bahwa Vincenzo akan mendapat beberapa penghargaan. Song Joong Ki dan Jeon Yeo Been juga, dong. Aamiin.
Nah, teman-teman yang sudah menonton Vincenzo, apa nih hal menarik dari Vincenzo menurut kalian? Apanya yang kurang? Sedangkan bagi teman-teman yang belum nonton, tentu saja tidak apa-apa ๐ Bebas berkomentar apa saja ^_^
Salam,
12 Comments. Leave new
Baru beberapa waktu lalu saya ikutan virtual tour ke beberapa lokasi syutingnya Vincenzo loh, Mbak. Haha..
Semoga ya oppa Joong Ki bisa dapat pasangan yang terbaik. Ihiiyy semangat nunggu kapal pasangan Vincenzo berlayar. Saya sekali-kalinya ngeship ya BinJin couple itu dan seneng banget pas denger mereka jadian beneran. Hahaha..
Mbaaaa, aku mesam mesem gumusshh sepanjang artikel ini ๐
Iya emang, drakor tuh ratjoeen, kalo pas ketemu drakor yg ‘klik’ buanget, rasanya susah move on dah.
aku ngalamin di START UP *yashh, kita sama2 tim Han Ji Pyeong wkwkkk
Trus, kapan hari nonton Move to Heaven, sempat kesengsem ama si Paman tengil ๐
Tapiii, untunglah ga berlangsung terlalu lama kok wkwkwk
Genrenya dark comedy, tentang kejahatan tingkat tinggi yang dibungkus dengan komedi .. wih, dalam bayangan saya, sulit bikinnya nih. Gimana bisa penonton menikmatinya dengan enak itu pasti tantangan tersendiri. Apakah kalo film Indonesia seperti Comic 8? Yang bercerita ttg kejahatan tapi dibalut komedi?
Aku belum nonton Vincenzo mam, mau beli paket Netflix masih urung karena harus pakai kartu kredit. Tapi kayaknya aku bisa memahami perasaan gagal move on ini. Mirip dengan perasaanku saat nonton Mr.Queen. Puas banget dengan eksekusinya. Vincenzo aku cukup excited sih sebenernya, krn udah lihat aksi Song Jong Ki saat di Space Sweeper.
Belum pernah nonton drama korea apa pun mbak. Hehehe…
Klo suka, banget di hati y mbak. Keinget sampai menahun, sebagaimana ingatnya aku pada cerita pilem2 India favorit.
Ulasan yang sangat keren๐๐.
Saya nenek-nenek tergolong kelompok terakhir. Yaitu tidak pernah nonton drakor. Ha ha …. Terima kasih, telah memberi kebebasan untuk komen apa saja. Selamat sore, ananda Tatiek.
Jadi pengen nonton Vincenzo. Aku doang kayanya yang belum nonton. Memang termasuk yang salah kira, kirain serius tapi lihat short clip di sosmed kok lucu2 adegannya
Aku pun gagal move on dari Vincenzo Cassano. Suka deh lihat chemistry Cha young ama Vincenzo. Lucu aja nontonnya, engga serius banget sampai pusing kaya nonton mouse. Haha … tapi ini drama terus kutonton sampai akhir.
Happy ending bikin nonton Vincenzo Makin berkesan. Fix pokoknya film ini menghibur, keren
Selalu seru kalao baca tulisan teman-teman blogger tentang drakor. Dan selalu ada poin-poin positif yang dibagikan. Terimakasih, kakak…
Anehnya yaa…
Dongdaemun ini kalau diceritakan aslinya adalah mirip-mirip DTC kalau di Indonesia (tempat kulakan dan toko-toko sederhana).
Tapi designya dari luar gak kaya DTC yaak…justru keliatan mevvah.
Ini keren banget ulasannya.
Aku jadi gak bisa move on dari tulisan ini, malahan…hiihii…serius ih…keren pake banget.
Drakor ini tiada duanya ya mbak ceritanya sukses menginspirasi dan penuh haru biru suka banget ngikutinnya