POPAC 2021 – Tanggal 24 Desember adalah waktu yang paling saya nantikan sebelum tahun 2021 berakhir. Insyaallah, putri sulung saya โseorang santriwati di sebuah pesantren setingkat SMP- akan mendapatkan jatah libur semesternya. Biasanya, libur semesternya itu berlangsung selama dua pekan. Tentu saja dia akan saya jemput dari pesantren dan pulang ke rumah. Senangnyaaaโฆ
Liburan semester itu adalah sebuah kesempatan bagus bagi keluarga kami untuk berkumpul secara lengkap. Maka, rencana kegiatan family time sudah bermunculan di kepala saya untuk dieksekusi. Di antaranya adalah pergi ke kawasan wisata seperti Batu dan Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan. Jarak keduanya tidak begitu jauh dari tempat tinggal saya di Kabupaten Malang.
Si sulung yang selama ini berada di pesantren pasti akan senang sekali diajak rekreasi. Sedangkan kami sendiri selaku orang tua belum pernah pergi lagi ke kawasan wisata sejak pandemi menyapa Indonesia. Ya, sejak bulan Maret 2020 yang lalu kami hampir tidak pernah pergi jauh. Jarak paling jauh yang pernah kami tempuh adalah ke Blitar, itu pun dalam rangka menjenguk nenek. Waktu itu, PPKM sudah level 1 dan tidak ada larangan masuk bagi warga luar daerah di perbatasan.
Dalam hal rekreasi, saya dan suami bersepakat untuk menahan diri. Biarlah untuk sementara akun instagram saya tidak berisi foto spot-spot wisata yang sangat ingin kami kunjungi. Walaupun beberapa teman terlihat membagikan foto jalan-jalan mereka ke tempat wisata, saya woles saja. Sabar dulu. Insyaallah akan ada saatnya kami bisa berjalan-jalan lagi sekeluarga secara aman.
Nah, saat yang saya anggap aman dan tepat adalah bulan Desember yang akan datang. Ini adalah rencana yang saya susun setelah membaca kabar tentang tren Covid-19 yang terus menurun. Pada tanggal 31 Oktober 2021 yang lalu, kematian harian akibat Covid-19 โhanyaโ sejumlah 17 kasus se-Indonesia. Sebuah pencapaian yang bagus karena capaian tersebut adalah yang terendah sejak bulan Mei 2020.
Hati saya bersorak: hore! Alhamdulillah. Semoga seterusnya angka kematian akibat Covid-19 bisa zero. Ya, kemungkinan terinfeksi sih masih ada tetapi semoga tidak sampai parah dan menambah jumlah angka mortalitas. Covid-19 mungkin tidak akan bisa hilang. Kita semua kelak akan hidup berdampingan dengan virus tersebut, dengan herd immunity yang semoga ampuh sebagai senjata.
Angka cakupan vaksin Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 84,1 juta (per 14/11). Ini berarti sekitar 40,4% populasi masyarakat Indonesia telah mendapatkan vaksin secara lengkap atau sudah divaksin sampai dosis ke-2. Sebuah pencapaian bagus karena WHO menargetkan agar setiap negara memvaksinasi sekurangnya 40% dari total penduduknya sampai akhir tahun 2021 ini.
Hati saya berbunga-bunga membacanya. Berarti bulan depan bisa pergi rekreasi, nih. Tentu dengan tetap menerapkan prinsip 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Menjaga jarak). Protokol tersebut sudah terbiasa kami lakukan dan saya rasa itu tetap bisa diterapkan saat pergi ke tempat wisata nanti.
Setiap impian tidak selalu menjadi kenyataan. Setiap rencana bisa saja kembali tertunda. Itulah yang langsung berkelebat di benak saya ketika mendapati kabar terbaru tentang aturan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Momen itu bersamaan dengan liburan semester si sulung dan rencana rekreasi kami sekeluarga.
O-ow! Rupanya masyarakat diimbau untuk mengurangi mobilitas sejak tanggal 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.
Sedih tetapi harus realistis.
Sebenarnya pembatasan ini juga sudah diberlakukan pada liburan akhir tahun 2020 yang lalu. Hanya saja, saya berharap jika kali ini aturannya akan sedikit berbeda. Rupanya saya salah.
Iya, sih. Kita semua tetap harus waspada terhadap ancaman Covid-19 gelombang ketiga. Prinsip 3M harus ditambah lagi dengan 2M yang lain yaitu Menjauhi kerumunan dan Membatasi mobilisasi dan interaksi. Jadi patokan kita sekarang adalah 5M!
Daftar Isi
Orang Tua Generasi Pandemi, Orang Tua Kuat
Salah satu cara menghalau kekecewaan adalah dengan kembali berpikir jernih. Kecewa sebentar saja lalu kembali menengok realita. Fiuhhhโฆ rasanya hati jadi kembali lega. Tidak apa-apa harus lebih banyak di rumah saja saat liburan Nataru 2021 besok. Menahan diri sejenak dengan harapan agar kondisi bangsa di tahun 2022 jauh lebih baik daripada kondisi tahun ini. Pasti bisa, insyaallah!
Saya dan Anda semua yang menjadi orang tua di saat pandemi melanda adalah orang tua yang kuat. Ya, kita adalah para orang tua dari generasi pandemi; anak-anak yang lahir dan besar di tengah gempuran Covid-19. Selama kurang lebih dua tahun ini, kita sudah โterlatihโ untuk menyaksikan dan merasakan hal-hal menyedihkan, bukan?
Suami saya pernah merasakan semi-work from home walaupun tidak lama. Tentu saja itu berefek pada pendapatan yang berkurang. Alhamdulillah, tidak sampai membuat keuangan keluarga kami collaps, sih. Namun di luar sana, setahu saya ada banyak sekali orang kehilangan pekerjaan, dirumahkan, atau pendapatannya menurun drastis. Sebagian dari mereka adalah para orang tua yang akhirnya harus jatuh bangun melakukan pekerjaan apa saja agar dapur mereka tetap mengepul.
Tak terhitung lagi kabar duka yang datang silih berganti, baik di lingkungan sekitar ataupun skala nasional. Tidak sedikit para istri yang kehilangan suami atau sebaliknya. Anak-anak pun menjadi yatim, piatu, atau bahkan yatim piatu gara-gara orang tua mereka meninggal karena Covid-19.
Dalam lingkup pendidikan, para orang tua yang anak-anaknya bersekolah formal akhirnya terlatih menjadi guru bagi anak-anak sendiri. Ada yang bisa sabar mendampingi anak-anak mereka belajar dan mengumpulkan tugas secara daring. Banyak pula yang merasa tertekan karena di saat yang sama para orang tua itu juga harus tetap bekerja.
Saya bisa membayangkan betapa hectic-nya para orang tua yang berprofesi sebagai tenaga medis atau pengajar dan harus tetap menangani anak sendiri sepanjang waktu. Bukan berarti orang tua dengan profesi lain tidak kerepotan, sih. Semua orang tua repot!
Segala hiruk-pikuk di atas sudah pasti berdampak pada kondisi kesehatan jiwa atau kesehatan mental kita. Saya tidak pernah membayangkan akan mengalami sendiri berada pada situasi penyebaran virus mematikan seperti pada film Korea yang pernah saya tonton, The Flu (2013).
Ternyata begini rasanya. Jenuh, cemas, takut, sedih, lelah. Wajar. Kita pun berusaha menghalaunya dengan cara terbaik kita masing-masing. Life must go on!
Oke, lupakan dulu rencana rekreasi. Saya tidak ingin ikut andil terjadinya Covid-19 gelombang ketiga. Kalau itu terjadi, bukankah kita akan merasakan ketidaknyamanan seperti di atas lebih lama? Nauzubillah!
Saya harus mencari aktivitas bermanfaat yang bisa saya lakukan dari rumah bersama keluarga di bulan Desember nanti. Aha, ini diaโฆ POPAC 2021 atau Popmama Parenting Academy 2021!
Popmama Parenting Academy 2021, Sebuah Oase Akhir Tahun
Kalau diibaratkan, Covid-19 yang berlangsung lama adalah gurun pasir; luas tak bertepi, panas, dan gersang. Sedangkan saya dan Anda semua adalah para musafir yang sangat butuh beristirahat di sebuah tempat yang menyejukkan. Ya, oase. Kita semua butuh oase agar tubuh kita kembali bugar dan pikiran menjadi segar. Setelahnya, kita akan bisa melanjutkan perjalanan kembali dengan penuh semangat.
Popmama Parenting Academy 2021 (POPAC 2021) adalah oase tersebut. Dari namanya, teman-teman bisa sedikit menyimpulkan bahwa ini adalah sebuah agenda โAkademi Orang Tuaโ yang diselenggarakan oleh Popmama.com. Sudah kenal dengan Popmama.com?
Popmama Parenting Academyย ini sudah berlangsung sejak tahun 2019. Jadi ini adalah agenda tahunan yang ketiga. Pada penyelenggaraan perdana, POPAC 2019 berlangsung selama tiga hari (11 sampai 13 Oktober 2019), bertempat di Summarecon Mall Serpong, Tangerang.
POPAC 2019 bertema โTempat Belajar Keluarga Milenialโ. Ya, sasaran utamanya adalah para calon orang tua milenial dan orang tua milenial; yang punya bayi, punya balita, dan punya anak sampai dengan usia 12 tahun.
POPAC 2019 menghadirkan diskusi parenting dengan narasumber ahli yang memiliki latar belakang beragam seperti artis, wirausahawan, psikolog, dokter anak, dll. Agendanya diwujudkan dalam bentuk talkshow, sharing session, workshop, dan kelas parenting.
Sedangkan sesi hiburan POPAC 2019 diisi dengan penampilan dua penyanyi cilik, Maisha Kanna dan Kafin Sulthan. Juga ada kompetisi untuk anak-anak berupa lomba menari,mewarnai, dan peragaan busana. Mantap!
Di tahun berikutnya karena kondisi pandemi, POPAC 2020 diselenggarakan secara virtual melalui platform website, Zoom, dan WhatsApp. Bagusnya, event kedua POPAC ini bisa diikuti oleh seluruh keluarga milenial di Indonesia dari tanggal 28 September sampai 3 Oktober 2020. Gratis!
Materinya adalah tentang pola asuh anak, pengelolaan keuangan, prinsip MPASI, mencetak anak-anak unggul, dan beragam ilmu tentang menjaga kesehatan fisik dan mental di tengah kondisi pandemi. Cukup sediakan kuota internet yang memadai, dapet deh beragam ilmu bermanfaat walaupun belajarnya di rumah saja. Asyik!
Tidak terasa setahun sudah berlalu. Kini giliran POPAC 2021 yang menyapa. Seperti tahun lalu, POPAC 2021 diselenggarakan secara virtual namun dengan durasi lebih panjang, mulai dari tanggal 1 sampai 31 Desember 2021. Wow!
Tagline-nya kali ini adalah โParents Support Parentsโ. Ya, kita masih berada pada kondisi sulit. Sudah selayaknya jika para orang tua saling membantu dan mendukung satu sama lain. Sebuah tema yang โmenyegarkanโ di akhir tahun ini. Sejuk seperti suasana di oase.
Road to POPAC 2021, Energi untuk Dampingi Buah Hati
Sebagai pemanasan, saya sudah โmencicipiโ Popmama Talk yang disiarkan live di instagram @popmama_com pada tanggal 19 November 2021 kemarin. Agenda ini adalah road to POPAC 2021.
Obrolan seru itu menghadirkan Alya Rohali dan anak gadisnya, Namira Adjani. Mereka membahas tentang dukungan dan cinta orang tua pada bakat yang dimiliki anak. Nah, ini dia yang saya cari! Pas buat saya dan suami yang sedang mendidik putri kami, seorang remaja yang sedang meniti bakatnya.
Adalah Jani โpanggilan akrab Namira Adjani- yang baru saja merilis single terbarunya yang berjudul Kamu. Putri sulung Alya Rohali itu sudah berminat dengan dunia tarik suara sejak berusia 4 tahun. Bermacam les dijalaninya, namun rupanya yang menarik minat Jani adalah les vokal. Alya tidak memaksakan kehendaknya. Misalnya saat Jani tidak tertarik les biola, maka pilihan itu tidak diambil.
Alya Rohali berbagi pengalamannya tentang trial and error dalam mendampingi bakat anaknya. Tidak semua yang disukai anak adalah bakat karena kadang kesukaan anak-anak itu bisa juga dipengaruhi oleh lingkungan pergaulannya. Jika nanti kesukaan anak atau yang dipelajarinya ternyata bukan passion-nya, lebih baik tidak dipaksakan untuk dilanjutkan.
Menurut Alya, seorang ibu itu berperan sebagai fasilitator. Dia tidak terburu-buru โmendorongโ anaknya untuk terjun ke dunia entertainment. Alya mempersiapkan Jani sebaik-baiknya agar matang, baik kualitas vokal dan kepribadiannya.
Dulu Alya menjadi entertainer di usia 21 tahun dan di sekitar usia itulah Jani memulai karirnya dengan โmodalโ yang cukup bagus. Rekam jejak Alya yang berprestasi sebagai mantan Puteri Indonesia juga dijadikan teladan oleh Jani.
Catet! Orang tua yang berprestasi pada masa mudanya bisa mendorong anak untuk mengikuti jejaknya.
Komunikasi antara orang tua dan anak harus berjalan baik. Harus sering ngobrol agar orang tua tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan anaknya. Jangan sampai ada pemaksaan karena yang menjalani pilihan adalah anak itu sendiri.
Tentu saja orang tua harus tetap mengawasi dan memberi saran. Misalnya, Alya menyarankan agar Jani menyelesaikan kuliahnya dahulu sembari terus memperbaiki kualitas menyanyinya. Baru deh terjun ke dunia entertainment.
Alya Rohali berpesan kepada anaknya yang sedang memulai meniti kariernya itu. Menjadi entertainer berarti siap menjadi role model yang baik bagi para penggemar. Kualitas karya itu yang terpenting. Ehem, jadi teringat bahwa beberapa entertainer itu lebih terkenal karena sensasi, bukan karena prestasi.
Selesai menyimak IG live tersebut, saya seperti mendapat tambahan energi. Mendampingi remaja yang emosinya masih berfluktuasi dan tengah meniti bakatnya itu memang seru.
Nah, dapat deh satu kegiatan untuk liburan semester putri saya nanti. Saya akan menonton ulang Popmama Talk ini bersama putri saya. Ya, ini masih bisa ditonton ulang via IG TV-nya @popmama_com.
Webinar, Kuliah WhatsApp, Content Series di POPAC 2021
Seperti POPAC tahun sebelumnya, beragam ilmu dan wawasan siap dibagikan secara virtual melalui Webinar, Kuliah WhatsApp, dan Content Series. Adapun empat pilar atau topik besarnya adalah tentang kesehatan, pendidikan, kekerasan pada anak, dan keuangan keluarga. Topik-topik tersebut dibawakan oleh para narasumber yang berkompeten di bidangnya.
Rika Endang Triyani
Beliau adalah seorang storyteller professional yang juga ibu dari tiga orang anak. Yang menarik bagi saya, ketiga anaknya bersekolah secara homeschooling. Wah, pasti beliau yang biasa disapa Kak Rika ini adalah tipe ibu kreatif dan pengajar andal.
Saya tuh selalu kagum dengan para orang tua homeschooler. Pastinya saya juga penasaran dengan seluk beluk ilmu mendongeng yang Kak Rika kuasai. Siap menyimak!
Samanta Elsener, M.Psi, Psikolog
Ibu dari satu orang putri berusia 9 tahun ini berprofesi sebagai psikolog anak dan keluarga. Dunia parenting dan art therapy sudah digelutinya selama 5 tahun belakangan ini. Mbak Samanta juga aktif memberikan psikoedukasi untuk beragam usia dan mengelola program self-development workshop.
Yes, ini juga yang saya cari. Dua tahun belakangan ini saya tertarik dengan tema psikologi dan pengembangan diri.
Rista Zwestika Reni, S.Sos, AWP CFP
Saya sering membaca beragam tips keuangan dari beberapa financial experts. Sebagai menteri keuangan keluarga, saya semakin sadar tentang pentingnya pengelolaan keuangan keluarga yang terencana.
Eh, POPAC 2021 ternyata menghadirkan salah satu ahlinya. Mbak Rista, seorang financial planner yang berfokus pada cash flow, keuangan keluarga, dana pendidikan, dan asuransi. Sip!
Dr. Marlyn Cecilia Malonda, SP.A
Saya rasa, dokter spesialis anak adalah salah satu partner penting bagi para orang tua. Tidak hanya pada saat anak sakit, saya merasa perlu menambah wawasan seputar kesehatan anak dari ahlinya.
Di POPAC 2021, ada Dokter Marlyn yang siap berbagi. Beliau saat ini bertugas di Mayapada Hospital Tangerang. Canโt hardly wait!
Putu P.D Andani, M.Psi, Psikolog
Satu lagi ahli di bidang psikologi yang dihadirkan oleh POPAC 2021. Mbak Putu Andani, seorang ibu dari satu orang putri yang juga pendiri klinik psikologi anak dan keluarga, TigaGenerasi.
Mau juga dong mendapatkan ilmu dari Mbak Putu yang kerap menjadi pembicara di berbagai sekolah, komunitas, dan brand kenamaan.
Saskhya Aulia Prima, M. Psi, Psikolog
Psikolog lagi! Asyik, hehe. Mbak Sashkya ini juga pendiri klinik psikologi anak dan keluarga, TigaGenerasi. Ibu dari seorang putra yang lulus S2 dari Fakultas Psikologi UI ini juga seorang penulis.
Beliau dan rekan-rekannya menulis Buku Anti Panik yang jadi best seller. Selain praktik di kliniknya, Mbak Saskhya juga menjadi pembicara di berbagai media online dan offline.
Vera Itabiliana, S.Psi, Psikolog
Mbak Vera ini juga bekerja di klinik psikologi anak dan keluarga, TigaGenerasi. Beliau menangani psikologi anak dan remaja sambil mendampingi tumbuh kembang dua putranya.
Mbak Vera adalah penulis buku Tanya Jawab Seputar Perkembangan Anak (2018) terbitan Buana Ilmu Populer. Satu lagi bukunya, Profesi Psikolog itu Seruย (2018) terbitan Gramedia.
Wah, jadi tidak sabar untuk menantikan kehadiran para narasumber di atas bulan depan! Itu baru sebagian dari mereka, lho. Masih ada deretan narasumber lain yang akan membagi ilmu dan pengalaman mereka pada keluarga milenial Indonesia. Benar-benar Desember ceria!
Kerennya 4 Agenda Utama POPAC 2021
Tagline Parents Support Parents terwujud dan tergambar jelas melalui 4 agenda utama POPAC 2021 yang tersebut di bawah ini:
Galang Dana untuk Anak Yatim/Piatu Akibat Covid-19
Lebih dari 25.430 anak generasi pandemi telah menjadi yatim/piatu karena Covid-19. Itu berdasarkan data unicef.org yang bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 57 persen anak telah kehilangan ayah, 37 persen anak kehilangan ibu, dan sekitar 5 persen anak kehilangan kedua orang tuanya. Hiks.
Orang tua mereka pergi untuk selamanya. Tempat bersandar utama mereka telah sirna. Kasih sayang hilang, masa depan mereka mungkin berada di bawah bayang-bayang ketidakmampuan. Ini adalah kesempatan bagi orang tua generasi pandemi yang lain untuk mengulurkan bantuan. Ya, karena anak-anak itu juga generasi harapan bangsa ini.
POPAC 2021 menggulirkan agenda galang dana bagi anak-anak malang tersebut melalui platform Kitabisa.com. Dana tersebut nantinya akan disalurkan melalui program #KawalMasaDepan. Sasaran dananya adalah untuk biaya pendidikan dan kebutuhan harian anak-anak yatim/piatu tersebut.
Nah, ternyata kita bisa berbuat banyak meskipun hanya dari rumah. Insyaallah, saya tertarik untuk berdonasi melalui link https://kitabisa.com/campaign/popmamabantuyatimcovid
Apresiasi untuk Komunitas
POPAC 2021 juga menyelenggarakan ajang penghargaan untuk komunitas. Ini adalah agenda baru yang belum pernah digelar sebelumnya. Yups, Community Awards! Komunitas seperti apakah yang dimaksud?
Ada dua kategori komunitas yang berkesempatan mendapat penghargaan dari POPAC 2021.
Educative Community Awards, ditujukan untuk komunitas yang kegiatannya mendidik dan mengedukasi anggotanya dan masyarakat luas. Edukasi yang dilakukan bertujuan agar anggota dan masyarakat meningkat pengetahuan dan taraf hidupnya, juga membaik hubungan sosialnya.
Adapun bidang edukasinya bisa berupa pendidikan seputar kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak usia dini, pendidikan untuk ibu/ayah/keluarga, ataupun pendidikan keuangan keluarga.
Supportive Community Awards, ditujukan untuk komunitas yang memiliki program dukungan untuk anggota dan masyarakat luas. Dukungan itu meliputi dukungan seputar kesetaraan, dukungan perlindungan ibu dan anak, dukungan kerukunan, inklusi, dan demokrasi di masyarakat.
Masing-masing pemenang Community Awards di atas akan mendapatkan bantuan operasional sebesar Rp 5.000.000 dan plakat. Yeay!
Adapun timeline pendaftaran hingga pengumuman pemenang Community Awards adalah:
โ๏ธ1-20 November 2021 untuk masa pendaftaran
โ๏ธ22-24 November 2021 untuk penjurian tertutup
โ๏ธ25 November-3 Desember 2021 untuk penjurian terbuka
โ๏ธ22 Desember 2021 untuk pengumuman pemenang
Saat saya menulis ini, sudah masuk fase penjurian tertutup. Adakah komunitas teman-teman yang mendaftar? Semoga berhasil, ya!
Popmama Little Star 2021
Ini adalah kesempatan bagi para orang tua yang telah mengawal bakat anak-anak mereka. Tentu saja, bakat anak akan lebih bermanfaat dan terlihat jika ditunjukkan kepada masyarakat umum.
Kemampuan anak seperti menari, menyanyi, berakting, modelling, olahraga, dan lain sebagainya berkesempatan untuk mendapatkan penghargaan. Yups, inilah lomba Popmama Little Star 2021.
Lomba ini ditujukan untuk anak berusia 7 sampai 12 tahun. Pendaftarannya sudah dimulai sejak tanggal 15 Oktober sampai nanti 4 Desember 2021 (diperpanjang dari jadwal semula)ย melalui instagram/Tiktok. Para peserta diperbolehkan untuk mengunggah foto/video sebanyak-banyaknya.
Nantinya akan dipilih 10 finalis yang beruntung. Kesepuluh bintang ini nantinya akan unjuk kemampuan secara online. Asyik! Kita semua bisa ikut menyaksikan dari rumah.
Dari sepuluh finalis, akan dipilih 6 juara, yaitu:
โ๏ธJuara 1 memperoleh Rp 2.000.000 dan plakat
โ๏ธJuara 2 memperoleh Rp 1.500.000 dan plakat
โ๏ธJuara 3 memperoleh Rp 1.000.000 dan plakat
โ๏ธ3 Juara harapan masing-masing memperoleh Rp 500.000 dan sertifikat
Yang melegakan, seluruh peserta yang mengikuti Popmama Little Star 2021 akan mendapatkan sertifikat dan hadiah hiburan menarik. Sip! Karena anak-anak yang berani mencoba sebenarnya adalah juara juga.
Lomba Blog
Nah, ini dia yang menarik minat saya. Seperti tahun sebelumnya, POPAC 2021 juga mengadakan lomba blog. Tahun lalu,sepertinya peserta lomba blog lebih banyak dari kaum mama alias ibu-ibu. Tapi, sebenarnya lomba blog ini bisa diikuti oleh siapa saja dan tanpa dipungut biaya.
Lomba blog ini masih berlangsung, lho! Lebih lengkapnya, ini dia syaratnya:
Sedangkan ketentuan tulisannya adalah:
โ๏ธPanjang artikel minimal 500 kata (lebih banyak, lebih baik)
โ๏ธArtikel ditulis dan diterbitkan dalam jangka waktu 1 sampai 30 November 2021
โ๏ธPeserta bisa memilih salah satu dari 3 topik berikut:
๐ธSejarah Popmama Parenting Academy
๐ธApa itu Popmama Parenting Academy
๐ธIsi acara Popmama Parenting Academy
โ๏ธJudul dan URL artikel wajib dengan memuat kata โPopmama Parenting Academy 2021โ atau โPOPAC 2021โ
โ๏ธDalam tulisannya, peserta lomba wajib memakai semua kata kunci terpilih dan memberikan hyperlink/tautan seperti yang tersebut berikut ini:
๐ธKata yang wajib digunakan “Popmama Parenting Academy” โก๏ธ di-hyperlink ke https://popac.popmama.com
๐ธKata yang wajib digunakan “Popmama.com” โก๏ธ di-hyperlink ke
https://www.popmama.com
โ๏ธArtikel yang ditulis adalah karya asli penulis itu sendiri, belum pernah diterbitkan di media/platform manapun, tidak mengandung unsure pornografi, SARA, muatan politik, atau tindakan yang melanggar hukum (akan di-review oleh tim Popmama.com)
Cukup mudah bukan syaratnya? Menggiurkan pula hadiahnya. Yuk, ikutan!
Pengumuman pemenangnya nanti akan diadakan pada hari Rabu, 22 Desember 2021 dalam Awarding Night Popmama Parenting Academy 2021 dan dimuat di sosial media Popmama.com.
Bonus POPAC 2021: Buku Panduan Pengasuhan Generasi Pandemi
Masih ada satu lagi terobosan keren dari POPAC 2021 yaitu peluncuran buku Guidance Book for Pandemic Generationย alias Buku Panduan Pengasuhan Generasi Pandemi. Buku dalam format e-book ini nantinya bisa diunduh secara gratis di situs Popmama.com. Asyik! Walaupun gratis, bukan berarti isinya ecek-ecek. Justru konten di dalamnya luar biasa, lho!
Ada empat pilar utama yang di bahas di dalam buku ini yaitu: pendidikan anak, kesehatan anak, keuangan keluarga, dan pencegahan kekerasan pada anak. Materi di dalamnya disusun secara sistematis dan mudah dipahami. Dihiasi pula dengan ilustrasi unik dan menarik sehingga para pembaca terhindar dari kebosanan saat membacanya.
Para penulisnya terdiri dari para ahli di bidang masing-masing. Mereka adalah:
โ๏ธ Vera Itabiliana, S.Psi, Psikolog (Klinik Psikologi TigaGenerasi)
โ๏ธ Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHP.Ed
โ๏ธ Ni Luh Putu Maitra Agastya (Peneliti Puskapa Universitas Indonesia)
โ๏ธ dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, SP.A (dokter spesialis anak dari RSPI Puri Indah)
โ๏ธ Rista Zwestika, S.Sos, AWP CFP (Penasihat keuangan dari โFinansialkuโ)
Ya, mengasuh generasi pandemi. Anak-anak kita yang lahir dan tumbuh besar dalam situasi pandemi seperti sekarang ini membutuhkan pola pengasuhan yang sedikit berbeda.
Anak-anak kita telah terbiasa menghabiskan mayoritas waktu di rumah saja dan jadi akrab dengan gawai. Banyak dari anak-anak kita yang merasa bosan dengan sistem pembelajaran daring. Kesempatan untuk face to face dengan teman-temannya tentu saja terbatas, tidak seperti sebelumnya.
Di sisi lain, anak-anak generasi pandemi tumbuh dalam kebiasaan perilaku sehat seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, membasuh tangan dengan hand sanitizer, memakai masker, dan menjaga jarak dari kerumunan.
Sebuah bentuk kewaspadaan yang patut dipertahankan pada masa depan mereka nanti. Sedikit banyak, anak-anak ini belajar juga tentang sebab-akibat antara gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit.
POPAC 2021: Oaseku
Wah, saya sudah bisa membayangkan bulan Desember yang penuh ilmu. Tidak galau lagi tentang rekreasi, deh. Sebagian waktunya akan saya isi dengan membaca e-book yang akan segera diterbitkan Popmama.com. Penasaran.
Rasanya, liburan nanti akan lebih sejuk karena saya bertekad menuju oase Popmama Parenting Academy 2021 (POPAC 2021) dengan beragam agenda kerennya.
Selamat menyiapkan agenda liburan akhir tahun, ya! Jangan lupa, ikutan POPAC 2021!
Salam,
Referensi:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20211116/2538862/cegah-lonjakan-kasus-masyarakat-diimbau-kurangi-mobilitas-jelang-dan-saat-libur-nataru/
https://www.popmama.com/life/health/greg-bima/bersama-popmama-com-bantu-anak-yatim-piatu-akibat-covid/full
https://www.popmama.com/life/health/putri-syifa-nurfadilah/apresiasi-komunitas-di-community-awards-popac-2021-yuk-daftar
https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-old/devi-ari-rahmadhani/unjuk-bakat-di-popmama-little-star-2021-raih-hadiah-jutaan-rupiah/2
https://www.popmama.com/life/health/greg-bima/lomba-blog-popmama-parenting-academy-2021-raih-hadiah-jutaan-rupiah
https://www.popmama.com/life/health/sandraratnasari/popmamacom-segera-luncurkan-buku-panduan-pengasuhan-generasi-pandemi
https://www.instagram.com/popmama_com
9 Comments. Leave new
Acara yang bagus sekali ya, menambah wawasasan dan ilmu bagi para orangtua. Popmama.com tempatnya mencari referensi artikel parenting yang sangat bermanfaat ya mbak. Selamat liburan bersama keluarga.
Iya, Mbak. Popmama.com artikelnya bagus-bagus dan nambah wawasan banget sebagai ortu. Nah, POPAC nih jadi agenda tahunan andalan Popmama. Sangat bisa kita ikuti dari rumah ๐
Super takjub sama acaranya, mbak
Btw lombanya udah tinggal beberapa hari lagi ya ini. Kalau mau ikutan, harus gercep nyusul
Yes, Mbak. POPAC dari tahun ke tahun semakin keren. Yuk, ikutan lomba blognya segera!
Aku baru tahu tentang putri Alya Rohali. Sukses buat Jani, inspiring Mama Alya…berkarir di dunia entertainer tapi tak lupakan pendidikan
Bte, Popmama Parenting Academy 2021…keren sekali! Lengkap , ada donasi yatim piatu korban Covid, community Award, kompetisi Little Star dan lomba blog. Terus bersinar Popmama membersamai para Mama Indonesia, Parents Support Parents, suka dengan temanya…jempol!
Bagus ya prinsip Alya Rohali. Pendidikan emang modal penting kok. Entertainer yang cerdas amat dibutuhkan bangsa ini ๐
Yes, Popmama dengan agenda POPACnya emang keren dari tahun ke tahun
Senangnya..
Ada POPAC 2021 yang merangkul seluruh orangtua untuk belajar parenting bersama. Bukan hanya tantangan yang dihadapi anak-anak zaman sekarang tetapi juga mendalami karakter anak agar bisa ikut masuk memahami dunia mereka.
Terima kasih PopMama.
Dan sukses selalu.
Naah, itu dia. Tantangan zaman mengharuskan para ortu belajar terus tentang ilmu parentingnya. Anak-anak generasi pandemi pun begitu; butuh dipahami dan dimengerti. Aih, ga sabar baca e-booknya ๐
Wah serangkaian acara yang berfaedah banget di akhir taun. Apalagi ada apresiasi untuk komunitas. Saatnya komunitas saling kolaborasi