PPDB MAN 1 Malang – Bulan Februari 2022 kemarin menjadi waktu tak terlupakan bagi saya. Akhirnya, urusan terkait sekolah baru bagi putri sulung saya sudah beres. Alhamdulillah.
Ya, putri saya –Afra- segera lulus dari Pesantren Tahfidz Khairunnas Malang pada akhir tahun pelajaran ini. Insyaallah. Tiga tahun menimba ilmu di sana terasa begitu cepat. Kini, saatnya memilih sekolah lagi untuknya.
Yups, sesuai judul di atas, sekolah yang kami tuju adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Malang.
Daftar Isi
Memilih MAN 1 Malang
Pembicaraan mengenai sekolah setingkat SMA ini sudah kami mulai sejak setahun yang lalu. Waktu itu Afra sedang menjalani libur Ramadan dan lebaran. Tentu, waktu mengobrol kami jadi lebih panjang dibandingkan dengan saat kunjungan ke pesantren.
Saat itu, Afra sudah punya keinginan untuk melanjutkan sekolah ke MAN 2 Kota Malang. Bagi penduduk Malang Raya, rasanya sudah tidak asing lagi dengan Madrasah Aliyah yang terletak di Jalan Bandung, Kota Malang ini. One of the best senior high school, euy!
Menurut Afra, dia mendapat info sekolah itu dari kakak kelasnya yang sudah bersekolah di sana. Saya dan suami sih setuju saja. Sekolah negeri tapi berbasis madrasah, berarti masih ‘satu jalur’ dengan sekolah tingkat SMP-nya yang di pesantren sekarang. Boleh banget.
Namun, saya juga menyadari bahwa persaingan masuk ke MAN 2 Kota Malang pasti sulit. Maka, saya dan suami menawarkan alternatif kedua yaitu ke MAN 1 Malang. Kalau yang ini lokasinya di Kabupaten Malang, tepatnya di Kecamatan Gondanglegi.
Ini berbeda ya dengan MAN 1 Kota Malang yang (tentu saja) terletak di Kota Malang, tepatnya di daerah Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru.
Nah, lambat laun kok Afra malah memilih ingin bersekolah di MAN 1 Malang saja. Kami ngobrol panjang lebar soal itu. Termasuk soal alternatif ketiga yaitu ke SMK atau SMA. Namun, Afra tetap ngotot pengin ke MAN 1 Malang.
Pasti, kalau dari segi favorit, MAN 2 Kota Malang jelas lebih unggul dan masyhur. Bagi kami sebagai orang tua, itu adalah hal penting namun bukan yang terpenting, sih. Setidaknya, MAN 1 Malang juga paling favorit di wilayah Kabupaten Malang. Cukuplah itu.
Jadi, anaknya sendiri sudah berniat kuat memilih MAN 1 Malang. Sebagai orang tua, saya dan suami pun bertugas mengawal pilihannya itu. Deal! Bagusnya, kami hanya perlu mengikuti PPDB di satu tempat saja. Lebih efektif dan efisien. Bismillah…
Membidik PPDB MAN 1 Malang Gelombang Pertama
Sejak bulan Januari 2022, saya terus memantau informasi PPDB MAN 1 Malang tahun pelajaran 2022/2023 di website-nya (https://ppdb.man1malang.sch.id/). Berdasarkan pengalaman tahun lalu, PPDB gelombang pertama dibuka pada bulan Februari. Jadi, saya harus bersiap-siap, dong. Termasuk berkomunikasi dengan wali kelas Afra juga.
Akhirnya, PPDB MAN 1 Malang gelombang pertama dibuka pada tanggal 24 Januari 2022. Ini adalah jalur prestasi. Jalur ini dibuka lebih awal, diperuntukkan bagi siswa yang memiliki prestasi sesuai standar yang ditetapkan oleh pihak madrasah.
By the way, ini adalah pengalaman pertama bagi saya. Ketika mendaftarkan Afra ke Pesantren Tahfidz Khairunnas Malang di tahun 2019 dulu, dia masuk melalui jalur reguler. Sebenarnya sih Afra juga punya ‘bekal’ prestasi.
Saat itu, dia menyabet juara 1 Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang IPA se-kecamatan dan juara 2 Siswa Berprestasi OSN se-kecamatan. Namun, jalur penerimaan santri baru memang hanya dua jenis saat itu: reguler dan yatim/dhuafa. Jumlah santri yang diterima pun saat itu sangat terbatas. So, that was okay!
Back Yi Jin ehh… back to the topic 😀
Jadi, saya beneran penasaran bagaimana rasanya mendampingi anak menempuh jalur prestasi ini. Pasti asyik!
Tiga Kriteria pada PPDB MAN 1 Malang Gelombang Pertama
Ada tiga sebutan atau penggolongan prestasi pada PPDB MAN 1 Malang gelombang pertama ini. Ketiganya harus memenuhi syarat nilai rapor pada semester 3, 4, dan 5 untuk lima mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan IPS. Minimal rata-ratanya harus 80,0.
Jalur Minat dan Kemampuan: calon siswa harus memiliki nilai rata-rata rapor seperti syarat di atas.
Jalur Prestasi: selain kriteria di atas, calon siswa punya prestasi juara 1, 2, 3 tingkat nasional di bidang seni/olahraga/sains atau punya hapalan Al-Qur’an minimal 6 juz.
Jalur Bidik Misi: calon siswa memiliki nilai rata-rata rapor seperti syarat di atas dan berasal dari keluarga kurang mampu.
Nah, Afra sebenarnya bisa masuk di kriteria no. 2. Alhamdulillah, sejauh ini dia sudah punya hapalan Al-Qur’an 17 juz. Dia juga mengikuti beberapa lomba sains selama di pesantren. Ada hasil yang sesuai kriteria di atas yaitu juara ke-3 lomba sains bidang IPA tingkat nasional.
Sayangnya, ada kendala sertifikat yang masih di pondok ketika saya mengisi data PPDB secara online. Sertifikat harus diunggah sebagai bukti, dong. Akhirnya, saya masukkan saja Afra di kriteria no. 1. Niat saya, misalnya nanti Afra lolos, sertifikatnya akan saya tunjukkan langsung kepada panitia, gitu.
Finally, setelah segala data saya input secara lengkap, panitia PPDB pun mem-verifikasinya. Ada data terbuka yang bisa diakses di website MAN 1 Malang yang menunjukkan apakah calon siswa tersebut lolos verifikasi berkas atau tidak.
Oia, pengisian datanya itu termasuk pilihan jurusan calon siswa. Ada 4 jurusan: IPA, IPS, Bahasa, dan Agama. Afra tentu saja memilih jurusan IPA, sesuai dengan minatnya sejak SD. (Belum tahu apakah nanti sekolahnya akan menerapkan sistem merdeka belajar atau tidak).
Alhamdulillah, Afra lolos verifikasi dan harus bersiap mengikuti tes masuk pada tanggal 6 Februari 2022. Untuk bisa mengikuti tes masuk, calon orang tua murid harus mencetak kartu peserta tes di rumah masing-masing.
Namun jika ada kendala, panitia bisa mencetakkannya dan nanti bisa diambil menjelang tes berlangsung. Masing-masing peserta tes wajib membawa ponsel atau tablet sebagai sarana mengikuti tes masuknya nanti.
Saatnya Mengikuti Tes Masuk dan Hasilnya
Untuk bisa mengikuti tes masuk PPDB MAN 1 Malang gelombang pertama tersebut, tentu saja saya dan suami harus mengajukan izin ke pesantren. Afra pun bisa pulang ke rumah untuk belajar sebelum hari-H.
Dia sedikit deg-degan, khawatir soalnya sulit-sulit katanya. Tentu, kami memberinya semangat was… wes… wos… panjang lebar.
Keesokan harinya, Ayahnya Afra yang bertugas mengantar anaknya mengikuti tes masuk di MAN 1 Malang. Pagi-pagi sekali mereka berangkat. Bahkan sarapannya pun saya bekalkan agar disantap di sana saja, hoho. Biar aman.
Alhamdulillah, tes masuknya bisa dilalui tanpa kesulitan berarti. Afra pun kami kembalikan lagi ke pesantrennya. Tinggal menunggu pengumumannya pada tanggal 9 Februari 2022, nih.
Tik… tok… tik… tok…
Waktu pun bergulir cepat. Saatnya membaca pengumuman tes yang diunggah di website MAN 1 Malang.
Seingat saya, ada sekitar 277 calon siswa yang lolos verifikasi berkas. Entahlah apakah semua mengikuti tes masuknya atau tidak.
Yang jelas, ada 266 anak berhasil lolos tes termasuk Afra. Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan segala urusan kami.
Tentang Biaya Daftar Ulang dan Ma’had
Sehari setelah pengumuman tes masuk PPDB MAN 1 Malang gelombang pertama, ada undangan untuk para calon orang tua siswa. Akan ada pengarahan, pengenalan profil madrasah, dan tentu saja terkait biaya daftar ulang.
Kali ini, giliran saya yang hadir ke aula MAN 1 Malang karena agendanya diselenggarakan pada siang hari. Ayahnya Afra bekerja, dong. Ketika tiba di sana, wah… sejuk juga sekolahnya. Sekolah Adiwiyata, sih.
Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan, dan Ketua Komite bergantian memperkenalkan diri. Masing-masing menjelaskan tupoksinya yang berkaitan dengan madrasah. Penjelasan mereka cukup mudah dipahami dan saya pun jadi lebih mengenal calon sekolah anak saya ini.
Lalu, berapa biaya daftar ulangnya? Untuk tahun pelajaran 2022/2023, calon orang tua siswa harus menyiapkan dana sebesar 8 juta rupiah (ada kembalian 10 ribu, hehe).
Biaya itu sudah termasuk dana kegiatan siswa selama setahun, modul selama setahun, seragam, infak pembangunan masjid sekolah, SPP Juli (per bulan 250 ribu rupiah), dan biaya tes psikologi.
Adakah potongan biaya? Ada.
Syaratnya seperti kualifikasi untuk jalur prestasi seperti di atas (juara 1, 2, 3 bidang sains/olahraga/seni tingkat nasional). Untuk mereka ini ada potongan khusus. Alhamdulillah, Afra mendapatkannya 🙂
Sedangkan bebas SPP bisa diperoleh jika calon siswa memiliki hapalan Al-Qur’an minimal 6 juz. Selain dibuktikan dengan sertifikat, nanti akan ada ujian hapalan ketika masuk sekolah. Berapa lama bebas SPP-nya tergantung lolos tesnya nanti.
Oia, hampir lupa. Ada Ma’had Al Hamid (pondokan) yang terletak di lingkungan MAN 1 Malang ini. Jumlah santrinya terbatas. Penerimaan santrinya terbagi menjadi dua gelombang.
Untuk bisa masuk ke sana, ada tes tersendiri berupa tes baca Al-Qur’an, wawasan keislaman, dan wawancara. Pendaftaran dan pelaksanaan tesnya setelah calon siswa dinyatakan lolos tes masuk MAN 1 Malang.
Afra sempat mengikuti tes masuk Ma’had juga dan alhamdulillah lolos. Dari sekitar 80-an pendaftar, (seingat saya) hanya 15 anak saja yang lolos tes masuk Ma’had (pada gelombang kedua).
Sedangkan biaya daftar ulang Ma’had adalah sebesar Rp2.500.000. Ini meliputi perlengkapan pembelajaran pondok dan juga SPP Ma’had per bulan yang sebesar 700 ribu rupiah *)
Di sini saya buka-bukaan jumlah biayanya karena biasanya itu termasuk yang paling ingin diketahui calon orang tua, hehe… Bukankah begitu?
Menatap Tahun Pelajaran Baru dengan Mantap
Kondisi pandemi diprediksi segera berakhir karena akan berubah menjadi endemi. Semoga ini menjadi kabar melegakan bagi para siswa yang nantinya bisa belajar dengan normal di sekolah. Tentu, protokol kesehatan tetap harus dijaga.
Jika tidak ada halangan, insyaallah putri sulung saya akan bersekolah di MAN 1 Malang beberapa bulan ke depan. Semoga menjadi pengalaman baru yang menyenangkan dan penuh berkah untuknya. Aamiin.
Daaan… Semoga info yang saya tuliskan ini berguna bagi calon orang tua yang tengah mencari tahu tentang sekolah setingkat SMA untuk anandanya. Insyaallah, Madrasah Aliyah Negeri seperti MAN 1 Malang ini bisa menjadi salah satu pilihan yang baik.
Adakah teman-teman yang anaknya sudah mendapatkan sekolah baru juga?
Salam,
*) Setelah berdiskusi panjang lebar dengan Afra, kami dan dia bersepakat untuk mengundurkan diri dari Ma’had. Insyaallah, dia nanti akan mengambil ekstrakurikuler tahfidz saja di sekolahnya. She’s gonna home. Jadi, emaknya sudah siap jadi tukang ojek dari rumah ke sekolah nantinya
Sumber sampul banner: ig @man1malang
8 Comments. Leave new
Wah, samaa mbak gadis sulung saya juga mau melanjutkan ke MAN tahun ini. Saya sendiri sebenarnya mengajar di sebuah sma negeri di kota kami,tapi anak saya ini rupanya malah tertarik ke MAN.
Di artikel mbak ini menekankan lebih menghargai ke pilihan anak itu sendiri. Saya sangat setuju..walaupun aslinya dalam hati, saya ingin dia sekolah di sma saya saja hehe
Di kota kecil saya ini, cuma ada satu MAN sih mbak..jadi cuma ada MAN 1
Alhamdulillah, ada yang sama dengan anak saya 🙂
Begitulah, Mbak. Ketika anak sudah memasuki usia 15 tahun-an, rata-rata sudah bisa menentukan pilihan sekolahnya. Tentu, sebaiknya pilihannya itu tetap dikawal oleh ortu.
Dulu saat anak saya lulus SD, dia cuma bilang mau mondok tetapi tidak tahu harus memilih pondok yang mana.
Semoga pilihan anak-anak kita tepat ya, Mbak. Sehingga mereka bisa belajar dengan hati senang dan kenangan di madrasah itu nantinya jadi salah satu kenangan hidup yang baik. Aamiin
Dilihat waktu pendaftarannya, ini tergolong cepat yah, tidak mengikuti kalender pendidikan pada umumnya di mana PPDB biasanya berlangsung di bulan Juni hingga Juli. Yah, bisa dimaklumilah kalau madrasah biasanya memberlakukan aturan yang berbeda apalagi kalau madrasah tersebut termasuk sekolah favorit. Semoga sukses pendidikannya ya Nak sampai selesai nanti. Amin.
Betul, Bund. Kalau MAN ini kan di bawah Kemenag, biasanya PPDB nya lebih awal. Apalagi yang jalur prestasi, lebih awal lagi.
Terima kasih atas doanya 🙂 Yang mendoakan semoga menemukan hal-hal baik juga, aamiin
Alhamdulillah, Kak Afra diterima sekolah sesuai dengan hasil diskusi dan kecenderungan pilihannya ya, Mbak…. Semoga lancar dan sukses untuk pijakan pendidikan yang lebih tinggi.
Anak saya juga akan dapat sekolah baru, tapi TK. Hehe
Alhamdulillah, Mbak. Lega rasanya satu tugas sudah beres. Terima kasih atas doanya 🙂
Semoga si adek nanti juga bisa belajar dengan gembira di TK barunya, ya…
Untuk anak usia 15 tahun memang sudah bisa menentukan pilihannya sendiri. Sebagai orangtua kita hanya bisa mengarahkan dan memberi dukungan saja untuk pilihannya. Semoga Afra bisa lebih semangat dalam belajar kedepannya dan diberikan kelancaran dan kekuatan dalam hafalannya.
Ikut hepi mba, putrinya udah dapat sekolah yang bagus ya… Pengalaman mencari sekolah negri memang harap-harap cemas hehehe. Aku udah ngalamin 2 tahun lalu. Bedanya, anakku di SMKN yang kalau di Jogja itu pendaftarannya serentak sama SMAN. Jalur apapun semuanya dikasih waktu hari doang untuk daftar online. Wih itu udah mules sejak PPDB belum dibuka sampai pengumuman hihihi.