Menjelang tahun baru 2018 seperti sekarang ini, kata resolusi kerap didengungkan kembali. Ya, resolusi yang awalnya adalah sebuah hasil rapat yang berupa tuntutan (versi KBBI), kini mengalami perluasan makna. Resolusi bisa dicetuskan oleh setiap orang atau pribadi tanpa harus melakukan rapat secara formal terlebih dahulu. โRapatโ-nya adalah dengan suara hatinya sendiri yang ingin mewujudkan mimpi atau rencana di masa depan. Biasanya, pergantian tahun menjadi saat yang tepat untuk mengevaluasi pencapaian resolusi tahun lalu dan menggulirkan poin-poin resolusi untuk tahun depan.
Resolusi itu Penting Bagi Saya
Menurut saya, mencetuskan sebuah resolusi berarti memiliki sebuah catatan tentang tujuan untuk hari-hari ke depan. Segala sesuatu yang dicatat pastinya akan lebih mudah diingat dan lebih mudah dievaluasi kembali. Bagi sebagian orang, mungkin catatan tentang resolusi itu tidak penting. Toh yang penting beraksi dan tercapai tujuan yang diinginkan. Sah-sah saja, sih. Saya tidak memaksa, kok. Hehe… Ada juga orang yang menjalani hidupnya seperti air yang mengalir, pasrah saja deh dengan apa yang bakal terjadi dalam kehidupannya ke depan. Nah, dari tiga pilihan di atas, kita bisa menyimpulkan mana yang lebih oke, bukan?
Saya sendiri sebenarnya telah mulai mencorat-coret tentang resolusi menjelang tahun baru Islam yang jatuh pada tanggal 21 September 2017 yang lalu. Alhamdulillah, sebagian sudah terealisasi. Maka saat giliran tahun baru Masehi tiba, saya tinggal menyempurnakan catatan itu dan melanjutkan perjalanan yang โinsya Allah- masih panjang. Sebagai seorang muslimah, pastinya saya ingin terus berbenah dan memperbaiki diri sehingga bisa menjalani kehidupan dengan penuh kesyukuran.
Tiga Sasaran Resolusi Saya
Setiap manusia dikaruniai tiga dimensi dalam kehidupannya yaitu jiwa, pikiran, dan badan. Ketiganya harus dipenuhi kebutuhannya secara seimbang. Jika tidak, pasti akan ada yang timpang. Maka resolusi saya memang mengarah pada pemenuhan kebutuhan ketiganya sekaligus berusaha menjadikan ketiganya lebih berkualitas dan lebih baik.
Resolusi untuk Jiwa
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya.
Tuh, bahkan membangun jiwa disebutkan di urutan pertama sebagai syarat agar negeri kita jaya. Maka bagi saya sendiri, memberi asupan bagi jiwa agar ia tetap sehat adalah sebuah syarat mutlak. Dalam hal ini, saya memadankan kata jiwa dengan ruh. Ya, ruh yang ada di dalam badan kita inilah yang sebenarnya menggerakkan kita. Jika ia tidak ada, maka yang tertinggal hanyalah badan kita yang tanpa daya. Bukankah demikian kondisi orang yang telah meninggal dunia?
Tuh, bahkan membangun jiwa disebutkan di urutan pertama sebagai syarat agar negeri kita jaya. Maka bagi saya sendiri, memberi asupan bagi jiwa agar ia tetap sehat adalah sebuah syarat mutlak. Dalam hal ini, saya memadankan kata jiwa dengan ruh. Ya, ruh yang ada di dalam badan kita inilah yang sebenarnya menggerakkan kita. Jika ia tidak ada, maka yang tertinggal hanyalah badan kita yang tanpa daya. Bukankah demikian kondisi orang yang telah meninggal dunia?
Tahun depan, saya ingin memperbanyak jumlah hapalan Alquran, ingin lebih sering berpuasa Senin-Kamis, ingin menjadi istri dan ibu yang lebih sabar, dan memberi kontribusi lebih bagi lingkungan masyarakat dimana saya tinggal. Empat keinginan itu saya niatkan untuk mencari rida Allah Taโala. Keempatnya adalah dalam rangka meningkatkan kesalihan pribadi dan kesalihan sosial. Saya sadari sepenuhnya bahwa saya membutuhkan itu semua untuk kesehatan jiwa saya sendiri. Jiwa akan tentram jika selalu terhubung secara baik dengan Sang Maha Pencipta. Alquran menyebutkan dalam surat Ar Raโdu ayat 28 bahwa โAlaa bidzikrillahi tathmainnul qulubโ (Hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tentram).
Resolusi untuk Pikiran
Pikiran yang tenang dan tentram adalah salah satu modal untuk bisa hidup bahagia dengan cara yang sederhana. Kita tidak perlu membelinya dengan uang, tapi kita bisa menciptakan dan mengusahakannya sendiri. Masalah hidup pasti datang, tapi dengan berpikir tenang dan positif kita akan bisa mengurai masalah tersebut dan niscaya bisa mengatasinya. Sebuah quote bagus dari Marcus Aurelius ini menginspirasi saya: โYou have power over your mind โ not outside events. Realize this, and you will find strength.โ
Maka tahun depan saya ingin lebih banyak lagi membaca buku, lebih rajin menulis terutama di blog, lebih sering berwisata di alam bersama keluarga, dan lebih bijak dalam berinteraksi di media sosial. Lagi-lagi empat keinginan. Ya, membaca buku adalah rekreasi menyenangkan untuk pikiran saya dan tahun depan harus ditambah porsinya. Sedangkan saudara kembarnya yaitu menulis adalah sarana bagi saya untuk mempertajam pikiran dan sekaligus berbagi. Blog saya baru โsiumanโ menjelang akhir tahun ini, semoga tahun depan lebih bermutu dan berisi lagi.
Menikmati keindahan alam bersama keluarga pastinya akan lebih menjernihkan pikiran saya karena biasanya saya berusaha mengambil hikmah dalam setiap perjalanan. Begitu menemukan hikmah itu, rasanya ilmu saya bertambah satu. Banyak tempat wisata indah di Malang Raya yang tahun ini belum sempat saya kunjungi. Semoga tahun depan bisa terlaksana semua.
Lalu bermedia sosial secara lebih sehat adalah target selanjutnya. Pertengahan tahun ini saya sudah memulainya dan pikiran menjadi lebih tenang rasanya. Saya memulai dengan menjauhi debat kusir, berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan kabar, dan berusaha memandang sebuah persoalan dari dua sisi secara adil. Apalagi tahun depan adalah tahun politik, salah satu momen yang selalu membuat jagad media sosial gonjang-ganjing dan panas. Cara saya di atas itu bukan untuk jaga image, tapi saya meyakini bahwa apa yang tampak dalam akun media sosial seseorang menunjukkan cara berpikir sekaligus ketenangan berpikirnya.
Resolusi untuk Badan
Kedua resolusi sebelumnya akan saling berkaitan dengan yang terakhir saya sebut ini: kesehatan badan. Kesehatan yang merupakan rezeki tak terbeli ini harus selalu saya jaga. Kita tidak bisa sih menghindarkan diri dari sakit jika memang takdirnya tiba. Tapi menurut saya, sebaiknya seorang ibu itu kalau sakit jangan lama-lama. Bisa berabe seisi rumah. Apalagi untuk saya yang saat ini sedang menjadi LDR warrior. Kasihan dong anak-anak saya.
Resolusi untuk badan ingin saya wujudkan dengan cara:
- Rutin minum air putih minimal delapan gelas sehari
- Merutinkan diri berjemur di bawah sinar matahari pagi
- Lebih banyak berjalan kaki daripada naik motor, apalagi jika jaraknya hanya sekitar satu kilometer saja
- Merutinkan diri sarapan buah saat perut kosong
- Minum multivitamin di saat masa penyembuhan setelah sakit
Untuk poin terakhir, saya mendapatkan info dari seorang teman tentang vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan yaitu Theragran-M. Begitu melihat kemasannya yang ada logo Halal MUI-nya, saya langsung sreg. Wah, multivitamin sahabat emak-emak, nih. Saya akhirnya membeli Theragran-M di apotik yang dekat dengan rumah saya. Produk andalan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia ini harganya cukup bersahabat yaitu Rp 20.000 per strip (berisi 4 tablet salut gula).
Vitamin untuk mengembalikan daya tahan tubuh setelah sakit ini ternyata sudah cukup lama diresepkan oleh para dokter yaitu sejak tahun 1976, lho. Sebuah bukti bahwa Theragran-M memang sebuah multivitamin yang terpercaya sejak lama. Lalu kenapa harus mengonsumsi multivitamin di saat sakit, sih? Menurut pengalaman saya, saat sakit kita pastinya kurang berselera makan. Padahal kita membutuhkan beraneka vitamin dalam makanan agar kita cepat sembuh seperti sedia kala. Nah, dengan meminum 1 tablet Theragran-M sekali sehari, kebutuhan akan vitamin itu akan terpenuhi. Di dalam Theragran-M ada kandungan multivitamin seperti vitamin A, B, C, D dan E serta mineral esensial (seperti Magnesium dan Zinc) yang sangat kita butuhkan. Lengkap, bukan?
Lega rasanya sudah menuliskan pernak-pernik tentang resolusi saya untuk tahun 2018. Menulis resolusi adalah melukis mimpi-mimpi. Setelahnya akan ada realisasi dengan konsisten melakukan apa-apa yang saya targetkan tersebut. Saya berharap โlukisanโ saya di tahun 2018 akan lebih indah dari tahun ini. Selamat merancang resolusi Anda dan menyongsong tahun 2018 dengan bahagia.
Salam,
Tatiek Purwanti
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.