Tahun 1998 bersama Twenty Five Twenty One – Tidak salah ketika saya begitu menantikan tayangnya drama Korea Twenty Five Twenty One. Sejak berakhirnya Hometown ChaChaCha, saya belum menonton drama on-going lagi. Cuma satu judul yang beneran saya bidik setelah tahu sinopsisnya yaitu Selawe Selikur* 😀
Ya, dalam sinopsis yang beredar sebelum dramanya tayang, Twenty Five Twenty One disebut akan mengambil latar tahun 1998. Wah! Bisa bernostalgia mengenang masa remaja dulu, nih! Asyik!
Pada tahun tersebut, saya tengah menjadi siswa sekolah Pamsagaca alias SMK Negeri 1 Malang. Annyeong! Adakah yang seangkatan dengan saya di sana? ^_^
Kalau di Indonesia, tahun 1998 termasuk tahun yang dicatat dengan tinta emas sejarah. Kita semua tahu lah yaa… Dimulainya era reformasi! Banyak kepahitan, banyak kebangkitan, dan tentu saja banyak perubahan. Sebagian efeknya telah kita rasakan sampai sekarang.
Daftar Isi
Ada Apa dengan Korea Selatan pada Tahun 1998?
Sebenarnya, segala hiruk-pikuk yang terjadi pada tahun 1998 itu adalah karena krisis moneter yang melanda Asia sejak tahun 1997. Selain Indonesia, negara lain yang terkena dampak adalah Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan.
Kita yang masa mudanya berada di zaman itu pasti ingat lah ya akronim KRISMON, yang mungkin sama populernya dengan KRISMIGOR alias Krisis Minyak Goreng pada masa ini, hehe… Selain masalah ekonomi, krismon pun memicu permasalahan politik juga. Kedua bidang itu memang bestie, sih 😛
Solusi untuk mengatasi krismon itu adalah dengan ngutang ke International Monetary Fund (IMF). Itu dilakukan oleh Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia sudah melunasinya pada tahun 2006, sedangkan Korea Selatan sudah terlebih dulu lunas utangnya pada tahun 2001.
Ada yang masih ingat enggak, Piala Dunia tahun 2002 diselenggarakan di mana?
Yups, World Cup 2002 diselenggarakan oleh dua tuan rumah yaitu Korea Selatan dan Jepang. Hal ini dikarenakan Korea Selatan sudah berhasil keluar dari krisis dan menata kembali perekonomiannya. Keren!
FYI, menjadi tuan rumah Piala Dunia itu adalah sebuah kehormatan bagi sebuah negara, lho. Butuh persiapan matang seperti siapnya stadion berskala internasional, lancarnya transportasi, dan memadainya akomodasi (hotel) bagi para peserta. Biayanya mahal, euy!
Kembali ke laptop…
Nah, di dalam drama Korea Twenty Five Twenty One ini digambarkan bagaimana suramnya suasana tahun 1998. Bagaimana dua tokoh utamanya, Na Hee Do dan Baek Yi Jin terdampak hidupnya gara-gara krismon yang melanda negaranya itu.
Good Pairing: Kim Tae Ri dan Nam Joo Hyuk
Selain karena latarnya yang tahun 1998, niat saya menonton Twenty Five Twenty One adalah karena Kim Tae Ri. Uhuy! Akhirnya aktris blue chip chungmuro ini turun gunung setelah 4 tahun yang lalu membintangi Mr. Sunshine bersama Mr. Front Man Lee Byung Hun.
Ya, ya. Tahun lalu Kim Tae Ri muncul sih di film Space Sweepers. Tapi… masih kuraaang lah bagi saya. Maunya sih dia bermain drama lagi. Eh, beneran terjadi. Peristiwa langka ini mah. Feeling saya, kalau Kim Tae Ri main drama, pasti dramanya spesial, nih.
So, sejak bulan Januari 2022 kemarin saya sudah menantikan kehadiran Kim Tae Ri. Sangat penasaran dengan perannya sebagai Na Hee Do, atlet anggar yang masih berusia 18 tahun dan duduk di bangku SMA. Padahal, Kim Tae Ri tahun ini berusia 32 tahun.
Ternyata, sobatnya Jeon Yeo Been itu akan beradu akting dengan Nam Joo Hyuk. Wah, tak terduga. Pasalnya, Nam Joo Hyuk akan berperan sebagai Baek Yi Jin yang berusia 22 tahun. Berarti, dia akan ditampilkan sebagai sosok yang lebih tua dari Kim Tae Ri. Padahal aslinya, Joo Hyuk lebih muda 4 tahun dari Tae Ri.
Hasilnya?
Ternyata mereka pas disandingkan dan cocok banget dengan peran masing-masing. Karakter Na Hee Do terlihat bocil banget, ceria, dan menggemaskan. Sementara karakter Baek Yi Jin nampak dewasa nan mengayomi. Alhasil, katanya banyak orang yang ter-Yijin-Yijin deh 😀
Ajaibnya, sosok Nam Do San di drama Start-Up (yang sempat bikin sebel) benar-benar lenyap dari kepala saya. Sudah lupa, tuh! Tergantikan oleh sosok Baek Yi Jin yang langsung menarik perhatian saya sejak episode pertama.
Kalau dipikir-pikir, Nam Joo Hyuk ini ‘agak suka’ pakai nama yang mengandung ‘Baek’. Yups, dia pernah berperan sebagai Baek Ah, pangeran ke-13 di drama sageuk Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo. Saya suka sekali dengan karakter Baek Ah yang konsisten jadi pangeran bersifat baik dari awal sampai akhir drama.
Sedangkan ‘Baek yang lain’ alias peran Joo Hyuk di drama Bride of Ha Baek belum sempat saya tonton, sih. Kapan-kapan, deh.
By the way, sebenarnya Kim Tae Ri an Nam Joo Hyuk pernah punya project bareng di masa lalu. Bukan drama atau film, sih. Seperti Kim Soo Hyun dan Seo Yea Ji sebelum membintangi drama It’s Okay to Not Be Okay, Kim Tae Ri-Nam Joo Hyuk juga pernah membintangi dua iklan yang sama.
Setahu saya, mereka berdua pernah menjadi bintang iklan brand Outback Steakhouse di tahun 2016. Juga membintangi iklan brand KB Financial Group. Manis banget interaksi keduanya di iklan tersebut. Cek saja di Youtube kalau pengin tahu, ya.
Enam tahun berlalu dan sekarang takdir mempertemukan Kim Tae Ri-Nam Joo Hyuk lagi. Mereka beradu akting di bawah arahan penulis naskah Kwon Do Eun –yang pernah menulis drama Search: WWW– dan sutradra Jung Ji Hyun yang menyutradarai Mr. Sunshine dan The King: Eternal Monarch.
Wah! Lha wong drama-drama itu saya sukai semua. Semakin kuatlah alasan saya untuk menonton Twenty Five Twenty One dan… dramanya memang sebagus itu!
Tahun 1998: Persewaan Komik, Putus Kuliah, hingga Olahraga Anggar
Drama Korea Twenty Five Twenty One ini mempunyai alur maju mundur. Bolak-balik dari tahun 1998 ke tahun 2021 saat Covid-19 melanda dunia. Sejauh ini (sampai episode ke-10), adegan flashback-nya di tahun 1998 yang lebih banyak ditampilkan.
Duh, adegan-adegan yang ditampilkan pada tahun 1998 membuat memori terbang ke masa lalu. Na Hee Do yang menggemari komik adalah gambaran saya dahulu. Saat itu, saya dan beberapa teman sekelas kerap pergi ke tempat persewaan komik demi bisa membaca serial komik Jepang. Kadang sewanya patungan, gitu.
Adalah komik-komik Jepang terbitan Elex Media Komputindo yang hits pada zaman itu. Saya belum pernah membaca komik Full House seperti Na Hee Do, sih. Lebih seringnya, saya membaca yang serial pendek-pendek agar tidak perlu menyewa banyak-banyak, hehe.
Nah, kalau dari sisi Baek Yi Jin yang putus kuliah gara-gara krismon, ini juga mengingatkan kondisi keluarga saya dulu. Kami juga terbelit masalah finansial. Alhasil, saya tidak bisa langsung berkuliah selepas lulus SMK dan harus bekerja dulu demi meringankan beban orang tua.
Duh, sebagian dari tahun 1998 memang cukup pedih jika dikenang. Makanya ketika ada adegan Baek Yi Jin yang menangis karena ‘dimarahi’ seorang debt collector, saya ikutan nangis. Huhuhu… I feel you, Yi Jin-sshi.
Lewat Twenty Five Twenty One saya juga jadi lebih mengenal olahraga anggar. Ternyata cabang olahraga ini asyik juga untuk ditonton, termasuk soal strategi sebelum bertandingnya. Kenapa tidak dari dulu menonton anggar, ya? Sekitar tahun 1998, tontonan olahraga favorit saya adalah bulutangkis, sepakbola, dan balap Formula 1 😀
Saking sukanya tontonan olahraga di atas, bahkan saya punya kliping yang berasal dari tabloid olahraga BOLA yang sering saya beli. Mulai dari Taufik Hidayat, Alessandro Nesta, sampai Michael Schumacher menghiasi kliping tersebut. Kalau teman-teman ‘kenal’ mereka, berarti kita sefrekuensi ^_^
Yaa, waktu itu saya cuma penonton olahraga, sih. Olahraga seperti basket dan bulutangkis hanya sekadar hobi, bukan passion saya. Jelas, saya bukan atlet muda seperti Na Hee Do yang semangat juangnya menginspirasi Baek Yi Jin.
“Jika nanti beranggar tidak semulus keinginanmu, ingatlah satu hal ini: ‘Kemampuan itu meningkat seperti tangga, bukan seperti lereng.’ Naiklah selangkah demi selangkah. Paham?”
- Ayah Na Hee Do, Drama Korea Twenty Five Twenty One
Satu hal yang saya garis bawahi: keseharian anak muda akan lebih berwarna jika berhubungan dengan dunia olahraga. Ada nuansa kebugaran, keceriaan, dan semangat berkompetisi nan menyala yang cocok dengan jiwa-jiwa muda. Bukankah begitu?
Setting di Masa Kini yang Bikin Penasaran
Sejak episode pertama hingga saya menulis ini (menjelang episode ke-13) adegan di masa kini seringkali membuat overthinking. Diceritakan bahwa Na Hee Do versi dewasa mempunyai anak gadis bernama Kim Min Chae.
Lho? Kok marga anaknya adalah Kim, bukan Baek? Na Hee Do dan Baek Yi Jin tidak berjodoh, dong?
Alhasil, banyak pemirsa yang sudah berspekulasi bahwa Twenty Five Twenty One akan berakhir sedih alias sad ending. Setiap kali ada pemeran pria muncul, pasti dicari tahu apakah marganya Kim, hahaha…
Hebatnya, Kwon Do Eun jagganim baru menghadirkan satu tokoh bermarga Kim di episode ke-13 nanti. Dia adalah Kim Jun Ho, atlet anggar kebanggaan Korea yang akan muncul sebagai cameo. Apakah dia bapaknya Min Chae?
Kalau saya sih menikmati alurnya saja. Sejauh ini, alurnya asyik untuk diikuti dan seringkali tak tertebak. Tentang ending, mungkin saja akan bitter sweet ending seperti Vincenzo, gitu.
Saya malah penasaran dengan masa kini para sahabat Na Hee Do yaitu Ko Yu Rim, Moon Ji Woong, dan Ji Seung Wan. Seperti apa masa tua mereka? Ketiganya juga telah membuat drama ini lebih menarik karena menggambarkan suka duka persahabatan remaja di era itu.
Penasaran dengan karakter Ko Yu Rim, atlet anggar saingan Na Hee Do, yang di awal-awal episode bikin gregetan. Apakah dia akan berjodoh dengan Moon Ji Woong? Penasaran dengan Ji Seung Wan, si cerdas pemberani yang (terlihat) tidak tertarik untuk berpacaran seperti empat rekannya yang lain.
Twenty Five Twenty One Semakin di Depan
Meminjam motto brand motor yang saya pakai, demikianlah kesuksesan drama ini. Terakhir, rating Twenty Five Twenty One sudah mencapai 10-an % dan jadi tontonan nomor 1 di Netflix beberapa negara. Di antaranya: Indonesia, Malaysia, Filipina, Qatar, Arab Saudi, Sri Lanka, Vietnam, Bangladesh, Maladewa, dan Oman.
Selain bisa bernostalgia mengenang tahun 1998, menonton drama ini bisa juga ‘mendidik’ emosi. Genre utamanya yang komedi romantis tentu saja mengundang baper dan tawa. Berpadu dengan slice of life, dekat dengan keseharian yang berisi keceriaan, kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan. Komplit.
Drama ini rekomendid untuk ditonton oleh para orang tua generasi 90-an bersama anak remaja mereka (minimal berusia 15 tahun, yaa…). Obrolan tentang passion anak, komunikasi anak-orang tua, usia legal, indahnya persahabatan, dan kegigihan meraih impian bisa ‘terpancing’ begitu selesai menonton Twenty Five Twenty One ini.
It’s one of the best 2022 Korean drama for me. How about you?
Salam,
*) Selawe Selikur: Bahasa Jawa dari Twenty Five Twenty One
21 Comments. Leave new
Bener sih, Mbak. Kenangan membuat kita merasa lebih bersyukur. Oh zaman 1998 itu sudah terlewat ya. 2521 mampu menjadi pengobat rindu, apalagi sifat prik mereka yang menggambarkan kita di masa itu. Saya juga pernah lo.
Kalau mau ending plus kelihatannya sad ending jadi gimana gitu. Tapi ya itulah hidup, sebentar lagi, ntar puasalah ya baru tahu endingnya.
Duh banyak banget yang spoiler katanya sad ending gak relaaaaaa pokoknya. Udah teryijin-yijin banget nih
Iyes setujuu mba
Malah menurutqu, realistis bgt klo pd akhirnya mereka ga kewong.
Ha wong, berapa % sih manusia di dunia nan fana ini yg bener2 endgame ama pacar jaman SMA-nya? 🙂
Wah ini drakor yang lagi banyak diperbincangkan akhir-akhir ini ya, aku jadi penasaran pengen nonton juga. Seru ya mbak kalo latarnya beberapa tahun lalu tuh, jadi berasa ikutan nostalgia
salah satu drama yang masuk list nunggu tamat, karena lihat beberapa cuplikannya lumayan kocak dan haru
Tahun 1998, masih kelas 1 SD jadi yang aku ingat hanya telenovela. 😅
Beneran ingin nonton dramanya juga reviewnya menarik banget
Masih belum paham dengan perdramaan nih…
walau jarang pake banget nonton drakor tapi terima kasih rekomendasi salah satu drakor yang keren banget
Tapi liat di beberapa artikel katanya sad ending ya, duh jadi suka maju mundur nontonnya deh kalau tau sad ending 😂😂😂
wah bisa jadi list tontonan drakor nih kak, film twenty five twenty one.
Aku patah hati banget sih lihat film ini hikss. Bukan aliran sad ending gitu. Tp mudah2an ntr endingnya bikin legaa
Kalau Drakor ada pesannya, aku mau nonton. Siapin cemilan dulu😆
sy ga pernah lihat drakor kak, jadi tidak tahu mana yang bagus, kalau emmbaca resensinya sih sepertinya 2521 ini bagus ya
Berasa didongengiiin, rinci bener ceritaanyaa. Drakor mmg bnyk memiliki tempat di hati bnyk orang. Thankyou for sharing, mba
Ini drakor yang banyak orang jatuh hati dan bikin cirambay. Aku cukup baca aja reviewnya haha
Pada ramai nonton drakor judul ini nih di circle saya. Saya malah belum nonton sama sekali. Ada banyak judul drakor nih yang nongolnya bersamaa. Sementara waktu untuk nontonnya yang belum ada.
Huwaaa, ngga tau deh kalo bahas 25 21 ini rasanya nano nano banget. Banyak spekulasi dan cocoklogi para neti. Aku mah oke aja kalo harus sad ending, biarin deh. Pastinya udah banyak banget pesan moralnya di eps2 awal.
wahhhhh ini drakor yang bikin suamiku pengen nonton juga hahahhaa.. dan akupun jadi ikut pinisitin. ehem sosok namdosan masih melekat nih apakah setlah inikan teyijn yijin juga hehe
katanya dra morea satu bikin sedih alias sad ending ya kak, pemainnya beberapa favorit saya juga ini kak. Kim tae Ri ini masih awet mudah aja ya padahal udah 32 tahun
Banyak fakta baru nih… Kaya ternyata Kim Tae Ri sahabatan sama Jeon Yeo Bin dan tentu saja Nam Jo Hyuk yang terkena kutukan marga Baek dalam drama.
Hi-lite ku tetep sebagai Baek-Ah..
Tapi di drama 25 21, Nam Jo Hyuk keren yaa.. Aku sampe mewek bolak-balik.
sebagai orang tua generasi 90-an saya wjaib nonton lah ya. apalagi sudah punya anak mulai remaja. eh tapi anak sy masih 10 thn hehehe. tapi boleh jugalah saya sendiri yg nonton Twenty Five Twenty One ini.
Baru mulai nonton nih, walaupun udha kena spoiler endingnya menyebalkan. Heheh